Sabtu, 29 April 2017

Merauke, Adalah Kota Cantik Gerbang Timur Indonesia.




Dari sejarah, diketahui merauke ditemukan pada tanggal 12 Februari 1902. Orang yang pertama menetap di sana adalah pegawai pemerintah belanda. Mereka mencoba untuk hidup di antara dua suku asli yaitu Marind Anim dan Sohoers. Mereka berjuang keras melawan keganasan alam (termasuk pemburu kepala). Lama kelamaan tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga menjadi sebuah "kota". Jauh di eropa, para wanita suka memakai hiasan bulu dari burung dari khayangan "Cendrawasih" di topi mereka.
Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Cina, mulai untuk "menyerbu" hutan di selatan nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan. Hal ini yang menyebabkan mengapa di kemudian hari populasi penduduk di Merauke tidak banyak, ini dikarenakan Merauke adalah kota untuk para pendatang (orang asing). Namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang mulai menetap di Merauke. Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang dilakukan oleh para pendatang pertama. Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah perkampungan , mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu sungai Maro". Orang Marind berpikir bahwa sungai maro(yang lebarnya 500m) lebih penting dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana " Ermasoek".


Secara politis administratif, kota Merauke dulunya merupakan pos pemerintah Belanda yag digunakan sebagai transit bagi para republikan untuk menuju Boven Digoel. Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan Pemerintah Belanda tahun 1963, kemudia kota tersebut ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Dati II Merauke dan setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), mulai tumbuk beberapa kelompok permukiman yang dipacu dengan adanya kemudahan-kemudahan suatu kota.

Pembagian Administratif

Kecamatan di Kabupaten Merauke adalah:

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Merauke per tanggal 31 Desember 2012, menurut pendataan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berjumlah 246.852 Jiwa. Dari jumlah tersebut, Penduduk laki-laki mencapai 130.514 Jiwa dan perempuan mencapai 116.338 Jiwa. Jumlah Kepala Keluarga tercatat sebanyak 60.406 KK. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Distrik Merauke yang jumlahnya mencapai 115.359 Jiwa. Jumlah penduduk terkecil terdapat di Distrik Kaptel dengan jumlah penduduk sebanyak 1.833 Jiwa. Data tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini :


No NAMA DISTRIK LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK
1 MERAUKE 60.869 54.490 115.359 27.209
2 MUTING 2.978 2.722 5.700 1.359
3 OKABA 2.734 2.433 5.167 1.182
4 KIMAAM 3.739 3.415 7.154 1.586
5 SEMANGGA 8.560 7.644 16.204 4.402
6 TANAH MIRING 10.933 9.571 20.504 5.341
7 JAGEBOB 4.941 4.239 9.180 2.551
8 SOTA 2.085 1.830 3.915 935
9 ULILIN 2.661 2.298 4.959 1.262
10 ELIKOBEL 2.545 2.112 4.657 1.157
11 KURIK 8.441 7.445 15.886 4.306
12 NAUKENJERAY 1.205 1.135 2.340 540
13 KAPTEL 936 897 1.833 375
14 TUBANG 1.486 1.366 2.852 673
15 NGGUTI 1.124 1.008 2.132 436
16 TABONJI 3.019 2.766 5.785 1.370
17 WAAN 2.332 2.158 4.490 1.085
18 ILWAYAB 3.047 2.584 5.631 1.304
19 MALIND 5.614 5.071 10.685 2.820
20 ANIMHA 1.265 1.154 2.419 513

Transportasi


Peta Infrastruktur Kabupaten Merauke (2012)
Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi udara yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air.
Kota Merauke terkenal dengan sebutan Kota Rusa dikarenakan dahulu hewan jenis ini banyak sekali ditemukan di kota ini, perburuan rusa besar besaran akhir akhir ini di Pulau Kimaam, Distrik Ngguti, Distrik Okaba dan sekitarnya dikhawatirkan akan memusnahkan populasi hewan ini. Selain itu terdapat binatang-binatang asli Papua lainnya, seperti kangguru merah, burung pelikan, kasuari, kuskus, tikus berkantung , kura kura, kasuari, kakatua dan sebagainya. Perdagangan satwa satwa ilegal juga merupakan ancaman bagi kelestarian hewan hewan itu.

Dilihat dari kondisi geografi, sejarah, ekonomi dan budaya, Kota Merauke memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Pulau Papua. Secara geografi, kota Merauke adalah salah satu kota paling timur di Indonesia, sekaligus berbatasan dengan Negara (Papua New Guinea).
Di kota Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di sebelah timur kota Merauke. Untuk menuju ke Sota kita bisa menggunakan kendaraan roda empat.


Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.
Terdapat berbagai sub marga dari Suku Marind-anim tersebut, yaitu:
  1. Kaize
  2. Gebze
  3. Balagaize
  4. Mahuze
  5. Ndiken
  6. Basik-basik

Wisata Alam

Taman Nasional Wasur


Taman Nasional Wasur adalah sebuah taman nasional yang di mana bentuknya berupa lahan basah, dan lahan basah ini merupakan lahan basah yang paling luas yang berada di Papua ataupun Irian Jaya namun Taman Nasional Wasur memiliki sedikit gangguan karena aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Lahan Basah yang ada di Taman Nasional Wasur merupakan lahan basah yang memiliki banyak fungsi penting diantaranya lahan basah ini menyediakan kebutuhan pangan yang cukup bagi ekosistem yang bernilai tinggi seperti kepiting, udang, dan ikan. Selain itu lahan basah ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ekosistem yang ada di dalamnya.Taman Nasional Wasur di Merauke lebih dikenal dengan sebutan "Serengiti Papua".

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

Jumat, 28 April 2017

Pulau Masela Kab. Maluku Barat Daya Adalah Wilayah Terluar NKRI yang Berbatasan Langsung dengan Australia dan Timor Leste, di Pulau inilah Potensi Gas Alam Cair (LNG) terbesar di Asia



Pulau Masela terletak di Kecamatan Babar Timur Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku, pada posisi koordinat Lintang Selatan 8° 12′ 29″ dan Bujur Timur 129° 49′ 32″ yang memiliki Titik Dasar 108 dan Titik Referensi 108. Pulau Masela merupakan pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Negara Timor Leste dan wilayah perairan Australia.

Akses menuju Pulau Masela dimulai dari Ambon menggunakan pesawat perintis menuju Saumlaki (Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat), sesampainya di Saumlaki dilanjutkan dengan perjalanan laut dengan menempuh 3 sampai 4 jam menyesuaikan kondisi laut. 


Perairan lepas pantai Pulau Masela memiliki potensi gas alam cair (LNG/Liquid Natural Gas) yang dikenal dengan “Blok Masela”. Perairan ini rawan konflik mengingat letaknya berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.  Eksploitasi LNG di Pulau Masela itu tepatnya di sebelah timur dari Timor Leste yang lebih dekat dengan Papua. Kekayaan alam yang melimpah di dasar laut Pulau Masela harusnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat tentunya dengan tidak meninggalkan kelestarian lingkungan.






Pemerintah tengah mencari lokasi yang tepat untuk pengembangan proyek Blok Masela di Maluku. Saat ini, ada beberapa pilihan lokasi untuk pembangunan kilang pengolahan gas dan fasilitas pendukung megaproyek tersebut.

Presiden Joko Widodo di Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu, 24 Maret 2016, mengumumkan, Blok Masela diolah di darat. Polemik apakah Blok Masela diolah di darat atau di laut selesai.

Kamis, 20 Maret 2016, dalam acara makan siang di Istana Merdeka, Presiden menjelaskan manfaat pengelolaan Blok Masela untuk kemakmuran bangsa kepada tiga wartawan.


 
 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menerangkan, ada tujuh pulau yang menjadi opsi lokasi pembangunan kilang darat Blok Masela. Dua pulau berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yakni Pulau Selaru dan Yamdena. Sedangkan dua pulau lainnya berada di Kabupaten Maluku Barat Daya, yaitu Pulau Babar dan Pulau Masela.


Sumber :
 http://zafrian.blogspot.co.id/ 
 http://katadata.co.id/berita/2016/06/22/skk-migas-cari-600-hektare-lahan-untuk-proyek-blok-masela

 

Rabu, 26 April 2017

Catatan Harian Seorang Bocah Penghafal Al-Qur'an, Sebelum Menghembuskan nafas Terakhir.

Johor - Malaysia - Seorang santri di Malaysia, Mohd Thaqif, yang kedua kakinya diamputasi akibat dipukuli oleh staf sekolah, dilaporkan meninggal.
Anak laki-laki berusia 11 tahun itu mengalami koma, setelah diduga mengalami penyiksaan.
Dugaannya, bocah itu dipukuli dengan pipa air oleh seorang asisten pengasuh di sebuah madrasah swasta di Kota Tinggi, Negara Bagian Johor.
Sebelum mengembuskan nafas terakhir, bocah ini telah dijadwalkan menjalani amputasi tangan.
Sang ayah mengukuhkan kematian putranya, Rabu (26/4/2017).
Pada saat itu anggota keluarga sedang menggelar doa untuk memohon kesembuhan.
Demikian dikatakan sang ayah seperti dilaporkan surat kabar The Star.
Sebelum meninggal, Thaqif sempat menuliskan catatan harian tentang pemukulan yang dialaminya di sekolah tahfiz tersebut bulan lalu.


Catatan harian itu ditulis hanya dua bulan setelah sang ibu mengirimkannya ke asrama di madrasah tersebut.
Bibi Thaqif, Dzuraidah Ahmad (38), mengatakan keponakannya tersebut sempat mengadu ke ibunya tentang pemukulan yang dialami.
Aduan tersebut sama dengan yang tertulis di catatan harian Thaqif.
Dikatakan, mereka rela mendapat giliran pertama untuk dipukuli agar bisa tidur cepat karena harus bangun pukul tiga pagi untuk shalat subuh.
“Keponakan saya mengatakan terkadang dirinya dan temannya menjadi relawan untuk dipukul lebih dulu sebelum tidur," ujar Dzuraidah seperti dilansir dari Freemalaysiatoday.com, Kamis (27/4/2017).
“Dia (Thaqif) menuliskan bagaimana dirinya dipukul tanpa alasan, dan dia mengaku tidak tahan dengan perlakuan serta minta untuk dipindah ke sekolah lain," kata Dzuraidah.



Catatan harian korban menyebut, jika seorang siswa membuat kesalahan di sekolah swasta itu, maka seluruh santri akan dihukum.
Salah satu tulisan di catatan harian tersebut menyebut sosok staf sekolah yang menyiksa dirinya hingga koma.
"Ya Allah, tolong bukakan hati orangtua saya untuk mengizinkan saya pindah ke sekolah lain, karena saya sudah tidak tahan. Tolong ya Allah, kabulkan keiningan saya," demikian potongan catatan harian Thaqif seperti dikutip The Star.

Menanggapi kasus ini, kepolisian setempat mengatakan, korban bersama 14 teman sekelasnya dipukuli dengan selang air pada tanggal 24 Maret, karena membuat gaduh di aula sekolah.
Kepala sekolah menolak memberikan keterangan terkait dugaan pemukulan itu dengan alasan polisi tengah mengadakan penyelidikan.

Asisten pengasuh yang dituduh memukuli telah ditangkap dan polisi telah memeriksa rekaman CCTV yang menunjukkan dugaan penyiksaan.
Kasus ini menggemparkan Malaysia dan sejumlah orangtua menyerukan agar pengawasan sekolah-sekolah agama swasta dapat diperketat.
Federasi Asosiasi Lembaga Tahfiz Al-Quran Nasional -organisasi payung untuk berbagai pesantren, madrasah dan sekolah agama, pun bersuara.
Mereka mengatakan telah melihat rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa anak laki-laki itu sedang dipukuli pada telapak kakinya.
Namun ketua organisasi tersebut, Mohd Zahid Mahmood, mengatakan kepada wartawan, masyarakat tidak perlu terburu-buru mengambil kesimpulan.
Dia mengimbau warga menunggu hasil penyelidikan pihak berwenang.

Sumber :
http://www.tribunnews.com/



Sejarah Kota Sabang, Kota Paling Ujung Barat Indonesia.

Hasil gambar untuk foto keindahan kota sabang
GunawanLaruhun - Sabang adalah kota yang terletak di Pulau Weh dan merupakan pintu gerbang di kawasan ujung barat Indonesia. Sabang memiliki luas 156,3 kilometer persegi dengan puncak tertinggi 617 meter di atas permukaan air laut. Karena terletak di Pulau Weh banyak orang yang menyebut Pulau Weh sebagai Pulau Sabang. Pulau Weh sendiri merupakan pulau utama dan terbesar yang terpisahkan dari daratan Aceh oleh Selat Benggala.

Dari segi geografis Indonesia, wilayah Kota Sabang berada pada 95°13'02"-95°22'36" BT, dan 05°46'28"-05°54'-28" LU, merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, Thailand, dan India.
Wilayah Kota Sabang dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Selatan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat.
Hasil gambar untuk foto keindahan kota sabang

Selain berbatasan langsung dengan 3 negara yaitu Malaysia, Thailand dan India, Sabang juga merupakan sebuah daerah yang sangat unik bagi Indonesia. Hal itu karena di sinilah Anda dapat menemukan tugu Nol Kilometer yang merupakan cikal bakal istilah, "Dari Sabang sampai Merauke".
Saat ini Sabang menjelma menjadi destinasi wisata bahari Indonesia yang menawarkan surga bagi para penyelam. Di sini Anda dapat menikmati alam bawah lautnya dengan menyelam untuk menemukan ratusan spesies ikan dan kekayaan terumbu karang alami yang bukan ditanam atau budidaya.
Perairan di Sabang merupakan tempat bertemunya Samudera Hindia dan Selat Malaka. Saat ini pun Sabang memperlengkapi atraksi wisatanya dengan penyelengaraan Sabang International Regatta.
Hasil gambar untuk foto keindahan kota sabang

Pesona Sabang menawarkan keelokan garis pantai yang indah, air laut nan biru dan bersih serta pepohonan nan hijau. Akan tetapi, bukan wisata bahari saja dapat ditemukan di Sabang. Ada gunung, danau, pantai, laut, serta hutannya yang masih alami dan terjaga menunggu dikunjungi. Belum lagi interaksi Anda dengan masyarakat setempat akan memberikan pengalaman yang berkesan.


Sabang merupakan kota kecil yang indah dengan struktur tanah berbukit-bukit sehingga warga setempat menyebut kota Sabang dengan dua nama yaitu kota bawah dan kota atas.
Sabang terdiri dari lima pulau besar dan kecil, yakni Pulau Weh sebagai pulau terbesar, Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Jumlah penduduknya sekitar 26.000 jiwa. Sabang terbagi ke dalam dua kecamatan dan 72 desa. Topografinya meliputi dataran rendah, tanah bergelombang, berbukit dan bergunung, serta batu-batuan di sepanjang pantai.
Perbatasan Sabang di sebelah timur adalah Selat Malaka, sebelah barat dengan Samudera Indonesia, sebelah utara dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan dengan Samudera Indonesia.
Pada masa Kerajaan Aceh, wilayah Pulau Weh sendiri merupakan tempat pengusiran atau dipindahkan ”geupeuweh” bagi seseorang yang dikenakan hukuman berat dari kerajaan. Sebutan geupeuweh kemudian dilekatkan kepada nama pulau ini dan beriring dengan waktu kemudian pelafalannya menyingkat menjadi Weh dan diartikan sebagai pulau yang terpisah.

Hasil gambar untuk foto keindahan kota sabang

Kata "sabang" berasal dari bahasa Aceh yaitu "saban" yang berarti sama hak dan kedudukan dalam segala hal. Hal ini dikaitkan dengan keberadaan Sabang yang dulunya banyak didatangi pendatang dari luar untuk membuka kebun (seuneubôk) atau usaha lainnya.
Pendatang tersebut berasal dari berbagai daerah dengan budaya yang berbeda, baik sikap, nilai, maupun adat istiadat. Lambat laun terjadi asimilasi dimana beragam perbedaan tersebut akhirnya memudar dan kedudukan mereka menjadi sama. Istilah saban ini telah lama melekat kepada Pulau Weh yang kemudian perlahan berubah penyebutannya menjadi "Sabang".
Sabang merupakan satu-satunya daerah Kerajaan Aceh yang bisa dikuasai penuh oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak tahun 1881, Sabang ditetapkan sebagai pelabuhan alam yang disebut Kolen Station.
Pemerintah Hindia Belanda kemudian membangun berbagai sarana dan prasarana. Terutama setelah tahun 1887 saat Sabang Haven memperoleh kewenangan untuk membangun sarana penunjang pelabuhan.
Tahun 1895, Sabang menjadi daerah pelabuhan bebas Vrij Haven yang dikelola Sabang Maatschaappij (Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station). Saat itu nama Sabang semakin populer di Nusantara maupun internasional sebagai pelabuhan sirkulasi perdagangan internasional.
Gambar terkait

Perang Dunia II telah menghancurkan Sabang hingga tahun 1942 diduduki Jepang dan menjadikannya sebagai basis maritim Angkatan Laut Jepang. Belum selesai perbaikan akibat perang, kerusakan fisik pulau ini semakin parah setelah Pasukan Sekutu membombardirnya sehingga membuat Sabang pun ditutup.





Aktifitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pun mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke Kawasan Sabang. Akan tetapi, tahun 2004 Sabang kembali terhenti karena pemerintah pusat menetapkan status darurat militer bagi Aceh.
Pasca perjanjian damai antara Pemerintah RI dan GAM pada 15 Agustus 2005, Sabang kembali ramai. Pelabuhan Bebas Sabang kembali dibuka untuk mempecepat pembangunan ekonomi Aceh melalui hubungan ekonomi dengan luar negeri. Selain itu, beragam destinasi bahari dan keunikan budaya Aceh pun kembali diperkenalkan agar wisatawan berdatangan menikmati pesona keindahan pulau paling barat di Indonesia ini.

Sumber :
http://www.indonesia.travel/
http://www.kompas.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

Selasa, 25 April 2017

Selayang Pandang Tentang Kota Jayapura

Artikel ini saya buat agar kita  lebih jauh mengenal ribuan kota-kota yang tersebar di Republik Indonesia.yang Kita cintai, saya mulai dari Kota Jayapura sebagai penelusuran pertama. sebuah kota nan indah dan menawan hadir dari ujung timur Indonesia.

 Kota ini didirikan oleh Kapten Infanteri F.J.P Sachses dari kerajaan Belanda pada 7 Maret 1910. Dari tahun 1910 ke 1962, kota ini dikenal sebagai Hollandia dan merupakan ibu kota distrik dengan nama yang sama di timur laut pulau Papua bagian barat. Kota ini sempat disebut Kota Baru dan Sukarnopura ('Sukarnapura, 1964) sebelum memangku nama yang sekarang pada tahun 1968. Arti literal dari Jayapura, sebagaimana kota Jaipur di Rajasthan, adalah 'Kota Kemenangan' (bahasa Sanskerta: jaya yang berarti "kemenangan"; pura: "kota").



Kota Jayapura telah sejak lama bersentuhan dengan dunia luar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya orang-orang yang pernah singgah di Tanah Papua seperti seseorang berbangsa Spanyol bernama Ynico Ortis De Fretes. Dengan kapalnya yang bernama "San Juan", Ynico berlayar pada tanggal 16 Mei 1545 dari Tidore ke Meksiko. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Ynico tiba di sekitar muara sungai Mamberamo pada tanggal 16 Juni 1545 memberikan nama "Nova Guinea" kepada tanah Papua.
Sesudah Ortis de Fretes, muncul lagi pengarung-pengarung lain antara lain Alvaro Memdana Ne Neyra (1567) dan Antonio Ma (1591-1593)


Kata "Hollandia" berasal dari "Hol" = lengkung; teluk, "land" = tanah; tempat. Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah / tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland - geografinya Kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang lekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sachse untuk mencetuskan nama Hollandia - Kotabaru - Sukarnopura - Jayapura. Yang sekarang dipakai adalah "JAYAPURA"




Konon, penduduk asli Jayapura tidak berasal dari kota Jayapura yang kita ketahui sekarang. Ini berarti ada wilayah lain di luar Jayapura yang menjadi tempat asal leluhur penduduk Jayapura masa kini. Cerita ini bukanlah isapan jempol semata, tempat itu ada dan berada tidak jauh dari pusat kota Jayapura. Dengan waktu tempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan bermotor menuju arah kota Abepura, terdapat sebuah teluk dengan pulau di tengahnya menjadi saksi asal usul nenek moyang penduduk asli Jayapura. Teluk ini adalah Teluk Youtefa dan pulau itu bernama Pulau Debi.

Irian Jaya

Irian Jaya difinitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963.
Sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang, banyak sekali kemajuan dan perubahan yanng terjadi di Irian Jaya.
Terjadi perubahan dalam bidang pemerintahan, Ibu kota Kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi Kota Administratif (kotif) Jayapura. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26/1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kota Administratif Jayapura.
Maka dengan ketentuan pelaksanaan Permendagri No. 5 tahun 1979 dan instruksi Mendagri No. 30 tahun 1979, Kota Jayapura pada hari Jumat, 14 September 1979, diresmikan sebagai Kota Administratif oleh Bapak Haji Amir Machmud, Menteri dalam Negeri Republik Indonesia.


Pada hari yang sama dilantik Drs. Florens Imbiri sebagai Walikota Jayapura oleh Bapak Haji Soetran, Gubernur KDH. Tingkat I Irian Jaya. Lokasi peresmian Kotif Jayapura adalah halaman kantor Dharma Wanita Provinsi Irian Jaya, Jl. Sam Ratulangi Dok 5 Atas
Jadilah Kota administratif yang pertama di Irian Jaya, dan yang ke 12 di Indonesia.
Walikota Administratif I Drs. Florens Imbiri 1979 – 1989.
Walikota Administratif II Drs. Michael Manufandu, MA 1989 - 1993.
Dan berdasarkan UU No. 6 Tahun 1993, Kota Administratif Jayapura diresmikan menjadi Kotamadya Dati II Jayapura oleh Bapak Mendagri Yogie S.M bertempat di lapangan Mandala Jayapura. Pada hari yang sama dilantik Drs. R. Roemantyo sebagai Walikota KDH. Tingkat II Jayapura.
Walikota KDH. Tingkat II Jayapura menyusun dan melengkap aparat, dinas otonom, dan dinas vertikal serta membentuk DPRD Kota.



Sesuai UU No. 5 tahun 1974 Walikota KDH Tingkat II Jayapura dipilih oleh DPRD Kota dan terpilih Drs. R. Roemantyo sebagai Walikota yang definitif periode 1994/19951998/1999.
Sekretariat Kota untuk pertama kali berkantor di Yoka menempati eks kompleks APDN di pinggir Danau Sentani. Setelah kantor baru berlokasi di Entrop selesai dibangun, pada bulan Juli 1998 kantor pindah ke Entrop di Jalan Balai Kota No. 1 Entrop Disrik Jayapura Selatan.
Tongkat estafet pembangunan dilanjutkan oleh Bapak Drs. M.R. Kambu, M.Si sebagai Walikota Jayapura dan J.I. Renyaan, SH sebagai Wakil Walikota Jayapura periode 1999/2000 - 2004/2005.

Demikianlah artikel tentang seluk beluk kota Jayapura, semoga artikel ini bermamfaat bagi kita semua dalam memahami dan mengenal kota-kota di republik yang kita cintai ini, Indonesia. marilah kita jaga dan pertahankan keutuhan negara kita demi anak cucu kita kelak, serta kejayaan bangsa kita dimasa mendatang. tentunya dibawah payung Pancasila dan UUD 45. Terima kasih atas kunjungan anda di blog saya, salam NKRI, Merdeka !!!
Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
https://www.indonesiakaya.com/

Jumat, 14 April 2017

Sidang Siti Aisyah Akan Lama, Kuasa Hukum Minta Investigasi Di Perdalam.



GunawanLaruhun - Kedutaan  Besar Republik Indonesia untuk Malaysia melalui wakilnya  Andreano Erwin memperkirakan kasus dugaan pembunuhan warga Korea Utara Kim Jong-nam dengan salah satu terdakwa berasal dari Indonesia, Siti Aisyah, akan berlangsung lama.

"Berdasarkan pengalaman yang lalu, ini mungkin akan memakan waktu yang lama, apalagi ini kasus besar," kata Andreano usai Sidang Sebutan di Mahkamah Sesyen Sepang, Selangor, Malaysia, hari ini.

Sidang Sebutan adalah sidang di mana tim kuasa hukum dan Jaksa Penuntut Umum memberikan pernyataan mereka sebelum satu perkara dilanjutkan ke Mahkamah Tinggi.

Kuasa Hukum Siti Aisyah Minta Investigasi Di Perdalam.
Kuasa hukum Siti Aisyah minta investigasi diperdalam

Tim kuasa hukum Siti Aisyah meminta agar pihak kepolisian melakukan investigasi atas kasus tersebut tidak hanya terpaku pada satu rekaman kamera pemantau.

"Kami telah mengirimkan surat kepada kepolisian, meminta mereka untuk melakukan investigasi atar rekaman kamera pemantau di beberapa lokasi lain di kawasan tersebut," kata kuasa hukum Siti Aisyah, Gooi Soon Seng dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur, pada Kamis.

Sidang Sebutan adalah sidang di mana tim kuasa hukum dan Jaksa Penuntut Umum memberikan pernyataan mereka, sebelum satu perkara dilanjutkan ke Mahkamah Tinggi.

Sumber :
http://www.antaranews.com/ 

Biaya Perawatan Novel Baswedan Di Tanggung Negara

Biaya perawatan Novel ditanggung negara
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa (11/4/2017). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat rumahnya. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) 


GunawanLaruhun - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah mengatakan biaya perawatan Novel Baswedan, penyidik KPK diserang dengan air keras, akan ditanggung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Biaya perawatan tetap dari APBN dan proses-prosesnya tetap tentu saja menggunakan mekanisme keuangan negara," kata Febri di gedung KPK, Jakarta, Kamis.

Menurut Febri, KPK sudah berkoordinasi juga dengan pihak Kementerian Keuangan dan KPK juga sudah mengirimkan surat dengan tembusan kepada Presiden Joko Widodo daan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Karena memang ini sudah menjadi fokus secara nasional, bahkan Pak Presiden dan Pak Wapres juga fokus soal hal ini," ucap Febri.

Baca juga: (Wapres: pemerintah akan bantu pengobatan Novel Baswedan)

Baca juga: (Polda Metro punya tim khusus usut teror Novel Baswedan)

Baca juga: (Kondisi Novel Baswedan membaik)

Sementara soal kondisi Novel, Febri mengatakan Novel masih menjalani proses pengobatan di salah satu rumah sakit di Singapura.

"Sejak kedatangan kemarin langsung dilakukan beberapa diaognasa dan tindakan-tindakan cepat, baik untuk mata maupun untuk bagian kulit lain di wajah yang terkena air keras tersebut. Setelah dilakukan diagonasa dan perawatan untuk kulit yang terkena air keras atau luka bakar tersebut sudah mulai ada perbaikan dan untuk mata masih membutuhkan perawatan lebih intensif," tuturnya.

Salah satu penyidik KPK Novel Baswedan disiram air keras sepulang sholat subuh pada Selasa (11/4).

Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-E).

Sumber :
http://www.antaranews.com/ 

Rabu, 05 April 2017

GANJA FIDELIS UNTUK SANG ISTRI TERCINTA.


BAGIAN PERTAMA

Fidelis Arie Sudewarto (36) saat ini hanya bisa pasrah. Sejak petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Sanggau menangkapnya karena menaman 39 batang pohon ganja (cannabis sativa) pada 19 Februari 2017 yang lalu, saat itu pula upayanya merawat sang istri, Yeni Riawati berakhir.
Fidelis, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sanggau ini menanam ganja untuk untuk mengobati penyakit istrinya, yang didiagnosa menderita syringomyelia (tumbuhnya kista berisi cairan (syrinx) di dalam sumsum tulang belakang).
Sang istri akhirnya meninggal dunia, tepat 32 hari setelah Fidelis ditangkap BNN.

Pernikahan Fidelis dan Yeni dikaruniai dua orang anak, yaitu Yuvensius Finito Rosewood (15) dan Samuel Finito Sumardinata (3).  Sementara Yeni merupakan guru Bahasa Inggris di SMP negeri 3 Mukok.
Yohana L.A Suyati, kakak kandung Fidelis menceritakan, penyakit yang diderita Yeni ketika hamil anak kedua mereka Samuel, pada tahun 2013 yang lalu. Saat itu kaki sebelah kanan Yeni sakit dan tidak bisa digerakkan sehingga dibawa ke RSUD Sanggau.
"Saat itu dokter tidak bisa mendiagnosa dan mengatakan itu bawaan hamil, kemudian Yeni dibawa pulang kembali ke rumah," ujar Yohana saat ditemui di rumah Fidelis, Senin (3/4/2017) sore.



Baca juga: Tanam Ganja untuk Pengobatan Istri, Fidelis Tak Seharusnya Ditangkap dan Dibui
Tak lama berselang, Yeni pun melahirkan secara normal dengan kondisi anak dan ibu sehat. Namun, pada tahun 2014 ketika bayi berusia lima bulan, sakit yang dialami Yeni kambuh. Kali ini kedua kakinya sakit dan tidak bisa digerakkan.
Yeni kemudian dibawa kembali ke RSUD? Sanggau dan didiagnosa menderita penyakit Shyndrome Guillain Barre (SGB) dan dirujuk ke RS Santo Antonius Pontianak.
Setibanya di Pontianak, hasil laboratorium dari RS Antonius tidak menemukan indikasi adanya penyakit SGB tersebut.
"Namun, berdasarkan pemeriksaan radiologi (MRI) di Antonius ada kemungkinan menderita syringomyelia," ujar Yohana.
Setelah mengetahui hasil diagnosa MRI tersebut, Yeni kemudian dibawa kembali ke Sanggau. Pihak keluarga kemudian mencoba pengobatan alternatif dengan terapi pijat saraf di daerah Bodok, Kabupaten Sanggau.

Yeni menjalani pengobatan selama dua minggu di tempat terapi tersebut dan menunjukkan perkembangan, yaitu jempol kakinya sudah mulai bisa digerakkan. Lantaran menunjukkan adanya perubahan, Yeni kemudian dibawa pulang ke rumah, karena terlihat mulai sehat.
Namun, tak lama berselang, sekitar tahun 2015, penyakitnya kembali kambuh dan dibawa ke rumah sakit Sanggau dan didiagnosa menderita psikosomatis (gangguan kejiwaan) sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Singkawang.
Karena di RSJ Singkawang tidak ada layanan rawat inap, Yeni kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang dan dinyatakan boleh pulang karena tidak ditemukan kelainan kejiwaan.
Kemudian, pada tahun 2016, Yeni kembali dibawa ke RSUD Sanggau. Kali ini penyakit hasil diagnosa menyebutkan dia menderita Tumor Buli, kemudian dirujuk ke RSU Soedarso Pontianak.

"Berdasarkan hasil USG, pihak RSUP Soedarso Pontianak menyatakan tidak ada penyakit tumor buli dan berdasarkan hasil MRI, RSUP Soedarso Pontianak mendiagnosa bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit syringomyelia," ujar Yohana.
Menurut saran dari dokter, satu-satunya cara tindakan medis yang harus dilakukan adalah melakukan operasi dengan membelah tulang belakang untuk mengeluarkan cairan (kista) di dalam tulang belakang. Namun, karena kondisi Yeni Riawati sudah sangat lemah, kemungkinan keberhasilan operasi kecil, bahkan bisa menimbulkan efek samping.
"Jangankan untuk menyembuhkan luka bekas operasi, untuk hidup normal seperi makan pada saat itu Yeni sudah susah. Oleh karena itu, dokter menyarankan agar Yeni dirawat di rumah saja," ujar Yohana.
Baca juga: Mengalir, Dukungan untuk Fidelis yang Ditangkap karena Tanam Ganja demi Obati Istri

Sejak mengetahui hasil diagnosa penyakit tersebut, Fidelis pun berupaya melakukan berbagai cara supaya istrinya bisa sembuh. Mulai dari pengobatan herbal, hingga mendatangi dukun, namun tidak juga membuahkan hasil.
Kondisi istrinya saat itu, sudah nyaris lumpuh total. Hanya tangan kanan saja yang masih bisa digerakkan. Sementara sekujur tubuhnya dipenuhi luka menganga hingga sebesar kepalan orang dewasa dan tak jarang terlihat hingga ke tulang saat membersihkannya.
Yeni juga sulit untuk tidur, ia bahkan bisa hingga tiga hari tidak tidur karena melawan penyakitnya tersebut. Selain itu, nafsu makan juga kurang dan nyaris tidak ada yang menyebabkan kondisi badannya semakin menyusut.

Fidelis kemudian berselancar di dunia maya mencari tahu tentang penyakit yang diderita istrinya. Hingga ia kemudian menemukan beberapa situs rujukan dari Eropa dan Amerika serta berkomunikasi dengan orang yang pernah mengalami atau memiliki kasus penyakit yang sama dengan yang diderita istrinya.
"Hasil dari browsing beberapa situs di luar negeri, ketemu sejumlah referensi yang menyatakan ganja itu ekstrak nya bisa untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, termasuk yang diderita istrinya," papar Yohana.
Salah satu rujukan yang dijadikan referensi oleh Fidelis adalah seorang penderita syringomyelia di Kanada yang mampu bertahan hidup dengan ekstrak ganja yang akhirnya ingin dicobakan untuk istrinya.
"Bagaimana dia mendapatkan ganja itu, mengolahnya, kami dari keluarga tidak ada yang tahu. Hanya melihat istrinya ada mengalami perubahan, mulai bisa mau tidur, mau makan, yang sebelumnya tidak bisa tidur berhari-hari," katanya.

 
 BAGIAN KEDUA

Sejak didiagnosa menderita syringomyelia pada Januari 2016, Yeni dirawat sendiri di rumah oleh Fidelis. Untuk membantunya, setiap hari Fidelis mendatangkan perawat ke rumahnya untuk melakukan perawatan terhadap Yeni.
Selain itu, Fidelis juga melakukan perawatan sendiri dengan menggunakan dua panduan perawatan penderita penyakit syringomyelia dari dua situs milik Amerika Serikat. Dia juga mengumpulkan buku-buku dan literatur tentang ganja. Semua dipelajari Fidelis secara otodidak.
Sejak awal tahun 2016, semua cara pengobatan sudah dilakukan, mulai dari menggunakan obat medis, obat herbal, bahkan menggunakan orang pintar, tetapi tidak ada yang berhasil mengembalikan kondisi fisik Yeni.



Kakak kandung Fidelis, Yohana LA Suyati menceritakan, menjelang akhir tahun 2016 hingga ditahan oleh BNN Kabupaten Sanggau pada tanggal 19 Februari 2017, Fidelis mulai menerapkan pengobatan dengan menggunakan ekstrak ganja.
"Pengetahuan dan pengobatan menggunakan ekstrak ganja itu didapatkan Fidelis berdasarkan literatur-literatur dari luar negeri yang didapatkannya dengan mencari sendiri menggunakan internet. Kami keluarga sama sekali tidak tahu-menahu tentang itu," ujar Yohana saat ditemui di rumah Fidelis, Senin (3/4/2017) sore.
Yeni membaik
Kondisi Yeni sebelum diobati dengan ekstrak ganja sungguh sangat memprihatinkan. Yeni sulit tidur bahkan bisa beberapa hari berturut-turut tidak tidur.
Terkadang, sampai dua hingga tiga hari penuh tidak tidur walaupun sudah berusaha untuk tidur dan sudah menggunakan obat tidur, tetapi tetap tidak bisa tidur.
(Baca juga: Tanam Ganja untuk Pengobatan Istri, Fidelis Tak Seharusnya Ditangkap dan Dibui)
Yeni juga mengalami masalah dalam berkemih, yaitu tidak bisa mengeluarkan urine hingga perutnya membesar atau sebaliknya tidak bisa mengendalikan kencingnya. Juga terjadi pembengkakan di sekitar kemaluan sehingga ketika ingin kencing, air kencingnya dapat keluar dengan sendirinya sebelum sampai ke kamar kecil.
"Urine yang dikeluarkan juga bercampur dengan darah kental berwarna kehitaman," ujar Yohana.
Setiap makanan yang sudah ditelannya, tidak berapa lama kemudian pasti dimuntahkan kembali. 
 
 
Selain itu, juga terdapat luka di pinggang tengah bagian belakang yang dalam dan besar sekali hingga tulang kelihatan dan makin lama luka di bagaian belakang tubuh semakin banyak yang tumbuh dan besar-besar. Kaki Yeni juga sering mengalami kram dan kebas dengan rasa sakit yang mendera, sehingga kadang sampai harus berteriak menahan sakit.
"Kedua kaki Yeni seperti lumpuh, tidak dapat digerakkan sendiri, tangan kirinya juga  tidak dapat digerakkan," katanya.
Yeni juga sering mengeluarkan keringat berlebihan, meskipun cuaca dingin atau dalam ruang ber-AC. Untuk mengatasi kondisi suhu, Fidelis kemudian memasang termometer untuk tetap bisa memantau kondisi suhu di dalam kamar.

"Hanya Fidelis yang tahu bagaimana cara merawat istrinya itu sehingga ketika dia ditahan, kami keluarga juga tidak bisa berbuat banyak. Karena selama ini semuanya dia lakukan sendiri cara perawatannya, termasuk mengatur suhu di kamar," papar Yohana.
Selama menderita penyakit, Yeni juga tidak mau berkomunikasi dengan orang luar dan lebih senang menyendiri di kamar. Yeni lebih sering meminta lampu kamar dimatikan saja karena dia ingin tidur.
Menurut Yohana, terjadi perubahan besar semenjak Yeni menggunakan ekstrak ganja dalam proses penyembuhannya, mulai dari meningkatnya nafsu makan hingga bisa tertidur pulas sebagai mana rutinitas normal pada umumnya.

"Kami melihat istrinya sudah bisa tidur dan mau makan. Sebelumnya, Yeni bisa tidak tidur hingga berhari-hari, sampai minta obat ke Puskesmas dan minta dinaikkan dosisnya supaya bisa tidur, tetap tidak bisa tidur padahal dia sudah berusaha untuk tidur," ujar Yohana.
(Baca juga: Mengalir, Dukungan untuk Fidelis yang Ditangkap karena Tanam Ganja demi Obati Istri)
Nafsu makan Yeni meningkat, bahkan ia bisa menghabiskan setengah kilogram buah anggur dalam satu hari. Yeni juga sudah bisa meminta menu makan yang diinginkan nya.
"Nafsu makannya ada dan tidak muntah lagi ketika sedang makan. Sebelumnya, setiap kali makan selalu dimuntahkan dan bahkan tidak mau makan sama sekali. Sampai badannya itu kurus, sangat kurus sekali," ungkapnya.

Pencernaan juga mulai lancar, baik itu buang air kecil maupun besar.
Lubang-lubang pada luka-luka dekubitus sudah menutup karena daging yang baru sudah tumbuh dan permukaan luka sudah mengering.
"Bahkan, salah satu luka dekubitus di pinggang belakang yang sangat besar ukurannya sekitar satu kepalan tangan orang dewasa yang tulangnya kelihatan, sudah dapat menutup kembali dan permukaannya mengering," ungkap Yohana.
Pandangan mata dan penglihatan Yeni juga menjadi jelas. Ingatannya mulai pulih dan bisa mengingat hal-hal secara detail di masa lalu. 
 

BAGIAN KETIGA

Yeni juga sudah mau diajak berbicara, berkomunikasi, dan mulai banyak bertanya, bahkan sudah bisa bernyanyi. Jari-jari tangan kiri yang sebelumnya lumpuh sudah mulai bisa digerakkan.
"Yeni juga sudah mulai berbicara tentang harapan atau angan-angannya kalau sudah sembuh dari penyakitnya. Misalnya, ia mengatakan kalau sudah sembuh akan membeli sepeda motor baru dan kalau sudah sembuh akan mengadakan misa di rumah dengan mengundang Romo (pastor)," ujar Yohana.
Harapan sirna
Namun, keceriaan yang mulai muncul di wajah Yeni kembali sirna. Harapan untuk semakin membaik hilang karena Fidelis ditahan dan ekstrak ganja dimusnahkan sebagai barang bukti.

Yeni kemudian dibawa ke Rumah Sakit M Th Djaman Sanggau. Yeni pun kembali mengalami kesulitan tidur, kadang tidak bisa tidur semalaman.
"Yeni sempat minta dicarikan obat tidur ke puskesmas supaya bisa tidur, padahal posisinya sedang dirawat di rumah sakit," papar Yohana.
(Baca juga: Kasus Fidelis Jadi Momentum Legalkan Ganja untuk Pengobatan)
 
Nafsu makan Yeni jauh menurun. Makan hanya beberapa sendok saja dan bahkan sangat sering menolak untuk diberi makan. Setiap makanan yang masuk, dimuntahkan kembali.
Yeni juga merasakan panas padahal sudah menggunakan pendingin ruangan (AC). Luka-luka dekubitus yang saat di rumah sudah mengering, kembali memerah dan berdarah, basah. Tumbuh luka-luka dekubitus baru di pantat, selangkang, lutut, dan kedua kaki dengan ukuran cukup besar.
Kulit kaki Yeni mengelupas besar-besar dan keluar cairan dari kaki dan telapak kaki. Bagian dada di sebelah kiri terasa sakit dan sesak napas sehingga sulit bernapas.

Perut Yeni pun perlahan mulai bengkak dan membesar pada saat menjelang akhir hayatnya. Diperkirakan syringomyelia telah mematikan fungsi pencernaan, sehingga makanan dan minuman yang masuk tidak bisa dicerna lagi.
"Hal tersebut yang menyebabkan perutnya membesar, hingga akhirnya Yeni meninggal pada tanggal 25 Maret 2017 tepat 32 hari setelah Fidelis ditahan," ungkap Yohana.

PenulisKontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan
EditorCaroline Damanik
 


 



Selasa, 04 April 2017

Akhir Perjuangan Sang Suami Dalam Merawat Sakit Sang Istri dengan Ganja


SANGGAU, KOMPAS.com - Fidelis Arie Sudewarto (36) saat ini hanya bisa pasrah. Sejak petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Sanggau menangkapnya karena menaman 39 batang pohon ganja (cannabis sativa) pada 19 Februari 2017 yang lalu, saat itu pula upayanya merawat sang istri, Yeni Riawati berakhir.
Fidelis, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sanggau ini menanam ganja untuk untuk mengobati penyakit istrinya, yang didiagnosa menderita syringomyelia (tumbuhnya kista berisi cairan (syrinx) di dalam sumsum tulang belakang).
Sang istri akhirnya meninggal dunia, tepat 32 hari setelah Fidelis ditangkap BNN.
Pernikahan Fidelis dan Yeni dikaruniai dua orang anak, yaitu Yuvensius Finito Rosewood (15) dan Samuel Finito Sumardinata (3).  Sementara Yeni merupakan guru Bahasa Inggris di SMP negeri 3 Mukok.
Yohana L.A Suyati, kakak kandung Fidelis menceritakan, penyakit yang diderita Yeni ketika hamil anak kedua mereka Samuel, pada tahun 2013 yang lalu. Saat itu kaki sebelah kanan Yeni sakit dan tidak bisa digerakkan sehingga dibawa ke RSUD Sanggau.
"Saat itu dokter tidak bisa mendiagnosa dan mengatakan itu bawaan hamil, kemudian Yeni dibawa pulang kembali ke rumah," ujar Yohana saat ditemui di rumah Fidelis, Senin (3/4/2017) sore.
Baca juga: Tanam Ganja untuk Pengobatan Istri, Fidelis Tak Seharusnya Ditangkap dan Dibui
Tak lama berselang, Yeni pun melahirkan secara normal dengan kondisi anak dan ibu sehat. Namun, pada tahun 2014 ketika bayi berusia lima bulan, sakit yang dialami Yeni kambuh. Kali ini kedua kakinya sakit dan tidak bisa digerakkan.
Yeni kemudian dibawa kembali ke RSUD? Sanggau dan didiagnosa menderita penyakit Shyndrome Guillain Barre (SGB) dan dirujuk ke RS Santo Antonius Pontianak.
Setibanya di Pontianak, hasil laboratorium dari RS Antonius tidak menemukan indikasi adanya penyakit SGB tersebut.
"Namun, berdasarkan pemeriksaan radiologi (MRI) di Antonius ada kemungkinan menderita syringomyelia," ujar Yohana.
Setelah mengetahui hasil diagnosa MRI tersebut, Yeni kemudian dibawa kembali ke Sanggau. Pihak keluarga kemudian mencoba pengobatan alternatif dengan terapi pijat saraf di daerah Bodok, Kabupaten Sanggau.
Yeni menjalani pengobatan selama dua minggu di tempat terapi tersebut dan menunjukkan perkembangan, yaitu jempol kakinya sudah mulai bisa digerakkan. Lantaran menunjukkan adanya perubahan, Yeni kemudian dibawa pulang ke rumah, karena terlihat mulai sehat.
Namun, tak lama berselang, sekitar tahun 2015, penyakitnya kembali kambuh dan dibawa ke rumah sakit Sanggau dan didiagnosa menderita psikosomatis (gangguan kejiwaan) sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Singkawang.
Karena di RSJ Singkawang tidak ada layanan rawat inap, Yeni kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang dan dinyatakan boleh pulang karena tidak ditemukan kelainan kejiwaan.
Kemudian, pada tahun 2016, Yeni kembali dibawa ke RSUD Sanggau. Kali ini penyakit hasil diagnosa menyebutkan dia menderita Tumor Buli, kemudian dirujuk ke RSU Soedarso Pontianak.
"Berdasarkan hasil USG, pihak RSUP Soedarso Pontianak menyatakan tidak ada penyakit tumor buli dan berdasarkan hasil MRI, RSUP Soedarso Pontianak mendiagnosa bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit syringomyelia," ujar Yohana.
Menurut saran dari dokter, satu-satunya cara tindakan medis yang harus dilakukan adalah melakukan operasi dengan membelah tulang belakang untuk mengeluarkan cairan (kista) di dalam tulang belakang. Namun, karena kondisi Yeni Riawati sudah sangat lemah, kemungkinan keberhasilan operasi kecil, bahkan bisa menimbulkan efek samping.
"Jangankan untuk menyembuhkan luka bekas operasi, untuk hidup normal seperi makan pada saat itu Yeni sudah susah. Oleh karena itu, dokter menyarankan agar Yeni dirawat di rumah saja," ujar Yohana.
Baca juga: Mengalir, Dukungan untuk Fidelis yang Ditangkap karena Tanam Ganja demi Obati Istri
Sejak mengetahui hasil diagnosa penyakit tersebut, Fidelis pun berupaya melakukan berbagai cara supaya istrinya bisa sembuh. Mulai dari pengobatan herbal, hingga mendatangi dukun, namun tidak juga membuahkan hasil.
Kondisi istrinya saat itu, sudah nyaris lumpuh total. Hanya tangan kanan saja yang masih bisa digerakkan. Sementara sekujur tubuhnya dipenuhi luka menganga hingga sebesar kepalan orang dewasa dan tak jarang terlihat hingga ke tulang saat membersihkannya.
Yeni juga sulit untuk tidur, ia bahkan bisa hingga tiga hari tidak tidur karena melawan penyakitnya tersebut. Selain itu, nafsu makan juga kurang dan nyaris tidak ada yang menyebabkan kondisi badannya semakin menyusut.
Fidelis kemudian berselancar di dunia maya mencari tahu tentang penyakit yang diderita istrinya. Hingga ia kemudian menemukan beberapa situs rujukan dari Eropa dan Amerika serta berkomunikasi dengan orang yang pernah mengalami atau memiliki kasus penyakit yang sama dengan yang diderita istrinya.
"Hasil dari browsing beberapa situs di luar negeri, ketemu sejumlah referensi yang menyatakan ganja itu ekstrak nya bisa untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, termasuk yang diderita istrinya," papar Yohana.
Salah satu rujukan yang dijadikan referensi oleh Fidelis adalah seorang penderita syringomyelia di Kanada yang mampu bertahan hidup dengan ekstrak ganja yang akhirnya ingin dicobakan untuk istrinya.
"Bagaimana dia mendapatkan ganja itu, mengolahnya, kami dari keluarga tidak ada yang tahu. Hanya melihat istrinya ada mengalami perubahan, mulai bisa mau tidur, mau makan, yang sebelumnya tidak bisa tidur berhari-hari," katanya.
Baca juga: Kasus Fidelis Jadi Momentum Legalkan Ganja untuk Pengobatan

Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2017/04/04/06210031/akhir.perjuangan.fidelis.merawat.sang.istri.dengan.ganja.bagian.1. 

Senin, 03 April 2017

TNI AL Targetkan Miliki 42 Kapal Patroli Cepat 40 Meter, (40 PCM).



TNI Angkatan Laut menargetkan memiliki 42 kapal Patroli Cepat 40 meter (PC 40M) untuk memperkuat pertahanan wilayah perairan Indonesia di wilayah Koarmatim dan Koarmabar.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi menjelaskan bahwa 16 unit dari total 42 unit kelas PC-40 yang ditargetkan TNI Angkatan Laut telah rampung pengerjaannya di awal 2017.
“Anggaran pembuatan seluruh kapal PC-40 ini berasal dari APBN 2015-2016. Diharapkan, pengerjaan seluruh kapal dapat rampung 2017 hingga 2018 sehingga dapat dioperasikan untuk memperkuat pertahanan wilayah perairan Indonesia,” kata Laksamana Ade Supandi usai meresmikan KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861 di Pelabuhan Batuampar Batam, seperti dikutip metrotvnews.com pada Sabtu (1/4).

Selain PC-40, TNI Angkatan Laut juga memproyeksikan membuat kapal PC-60 guna memperkuat pertahanan wilayah dan industri Alutsista TNI. Kapal ini ditargetkan memiliki kecepatan lebih tinggi dan daya jelajah lebih luas dibandingkan PC-40.
“Bahkan target kami bisa membuat 6 kapal PC-60 tahun ini. Kita berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih baik lagi agar pembangunan KRI ini dapat terealisasi,” ujar Kasal.
KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861 Perkuat TNI Angkatan Laut
Laksamana Ade Supandi telah meresmikan KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861 di Dermaga Utara Pelabuhan Batuampar.
“Kapal ini berjenis Kapal Patroli Cepat 40 yang dilengkapi dengan senjata kanon kaliber 20 mimimeter pada haluan dan senapan mesin berat kaliber 12,7 milimeter pada buritan. Ini akan memperkuat wilayah Komando Armada RI Wilayah Barat,” kata Kasal usai upacara peresmian, Kamis siang.
KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861 memiliki kemampuan untuk melaksanakan peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara dan pertempuran kepulauan serta melaksanakan tugas tambahan yakni melaksanakan patroli laut dalam rangka menegakkan hukum laut dan melaksanakan fungsi Search and Rescue (SAR).

Kapal tersebut memiliki panjang keseluruhan 45,5 meter, lebar 7,9 meter, dengan kecepatan maksimal 24 knot, dan kecepatan jelajah 15 knot. Alutsista yang diproduksi oleh PT Karimun Anugerah Sejati Batam ini memiliki kapasitas bahan bakar 70.000 liter dengan waktu berlayar 6 hari.

Sumber: Metrotvnews.com dan Antara
http://jakartagreater.com/tni-angkatan-laut-targetkan-miliki-42-unit-pc-40m/ 

Minggu, 02 April 2017

Pangdam: TNI bantu evakuasi korban longsor Ponorogo

Pangdam: TNI bantu evakuasi korban longsor Ponorogo
Surabaya (ANTARA News) - Panglima Daerah Militer V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana menerjunkan anggotanya membantu mencari korban yang tertimbun akibat bencana tanah longsor di Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu.

"Sejak mendengar informasi ada bencana, anggota langsung terjun ke lokasi membantu mengevakuasi warga," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu.

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, bencana tanah longsor yang menerjang permukiman warga di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung itu dipicu akibat hujan pada Jumat malam (31/3).

Saat longsor terjadi, sebagian masyarakat sedang memanen jahe di bagian bawah lereng perbukitan.

Jenderal bintang dua tersebut mengaku telah mendapat informasi dari anggotanya di lapangan bahwa masih ada beberapa warga belum ditemukan karena tertimbun tanah.

Anggotanya dari Korem, Kodim dan Koramil setempat telah diperintahkan untuk mengevakuasi warga, sekaligus membantu pengamanan kejadian dengan mendirikan posko di sekitar lokasi.

"Prajurit di sana sudah kami kerahkan dan total membantu mereka korban bencana, termasuk setelah kejadian nantinya," ucap perwira tinggi TNI asal Bali tersebut.

Menurut dia, kesiapsiagaan anggota tidak lepas dari letak Jatim yang merupakan daerah rawan bencana sehingga selama 24 jam harus tak pernah berhenti membantu warga.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa tim SAR gabungan dari Koramil, Polsek Pulung, Tagana, BPBD Ponorogo, Dinas Kesehatan dibantu relawan dan masyarakat setempat menemukan seorang korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia.

"Diperkirakan 26 orang masih tertimbun longsor. Material longsoran memanjang dari bukit sekitar 800 meter, dan tinggi sekitar 20 meter. 23 rumah terdampak oleh longsor, ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak," papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Pada pukul 16.00 WIB, tim menghentikan sementara pencarian korban karena hujan dan kondisi medan yang labil dikhawatirkan menimbulkan longsor susulan.

"Kebutuhan mendesak adalah alat berat, namun akses jalan menuju lokasi jalannya sempit dan sulit. Tim Reaksi Cepat BNPB bersama BPBD Jatim membantu penanganan darurat," ujarnya.

(F014/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Sumber  :
COPYRIGHT © ANTARA 2017

TNI bantah “berita” panglima TNI lindungi Basuki Purnama

TNI bantah “berita” panglima TNI lindungi Basuki Purnama
Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penerangan TNI, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu, tegas membantah “berita” oleh blogger, yang menyatakan bahwa Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, melindungi Basuki Purnama. 

Tokoh yang dikaitkan dengan sosok Nurmantyo ini seorang petahana/peserta Pilkada DKI Jakarta 2017, yang tengah menghadapi persidangan atas tuntutan hukum tertentu. 

Adapun “berita” yang dimaksud Pusat Penerangan TNI itu adalah http://husbuzer. blogspot.co.id/2017/03/sore- yang-cerah-selepas-sholat- jumat.html?m=1 pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, tentang Selepas Sholat Jumat Pernyataan Panglima TNI Atas Kebebasan Pak Ahok!!! Gatot: TNI Siap Melindungi Pak Ahok Jika Ada Yang Tidak Terima Hasil Putusan Pembebasan Pak Ahok!!!,..Masyarakat Harus Terima Putusan Hakim Nyatakan Ahok Tidak Bersalah.

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dalam pernyataan TNI yang diotentifikasi Kepala Bidang Penerangan Umum Pusat Penerangan TNI, Kolonel Infantri Bedali Harefa, tidak pernah memberikan pernyataan bahwa TNI siap melindungi Pak Ahok jika ada masyarakat yang tidak terima hasil putusan pembebasan hakim. 

“TNI bersikap netral di atas semua golongan. Saya tegaskan sekali lagi bahwa isu 'berita' itu tidak benar alias hoax,” kata Kepala Pusat Penerangan, Mayor Jenderal TNI Wuryanto, dalam pernyataan tertulis itu. 

“Sehingga 'berita' yang seolah-olah  menyampaikan bahwa panglima TNI mendukung gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, adalah tidak benar. TNI patuh terhadap hukum dan  berdiri tegak di atas semua golongan,” kata Wuryanto.
Fakta lain yang dikemukakan dia adalah, tidak benar Nurmantyo memberikan pernyataan usai sholat Jumat, di Markas Komando Kopassus TNI AD, Jakarta Timur, pada Jumat lalu (31/3). 

"Pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2017, panglima TNI melaksanakan tugas dinas rutin dan melaksanakan shalat Jumat di Markas Besar TNI, Cilangkap, sehingga isu berita di blogger itu merupakan hoax," katanya.

Baca juga: (Ahli jelaskan kata "bohong" dalam pidato Basuki Purnama)
Editor: Ruslan Burhani

Sumber :
COPYRIGHT © ANTARA 2017