Senin, 30 Januari 2017

Indahnya Pulau Morotai, Mutiara di bibir pasifik......

PULAU Morotai terletak di utara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Pulau ini merupakan salah satu pulau paling utara di Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara.


Keindahan Morotai dengan segudang sejarah dari Perang Dunia II membuatnya dijuluki sebagai, “Mutiara di Bibir Pasifik”.


Kota paling besar di Morotai adalah Daruba yang berlokasi di sebelah selatan. Di bagian utara pulau ini berbatas dengan Filipina, di bagian timurnya adalah Samudera Pasifik.


Dengan total populasi sekitar 53.000 jiwa dan luas sekitar 1.800 kilometer persegi, pulau ini memiliki beberapa pantai dengan pemandangan memukau didampingi oleh rahasia keindahan bawah laut yang menyimpan misteri.


Ya, Morotai memiliki beberapa tempat menyelam menarik yang sanggup membuat decak kagum tamu bawah lautnya.
Morotai pada abad ke-15 hingga abad ke-16 berada di bawah kekuasaan Kesultanan Ternate. Portugis sempat singgah di sini tetapi tidak diterima Kesultanan Ternate dan Halmahera sehingga Portugis pun hengkang.



Pulau Morotai lebih terkenal sebagai bagian dari sejarah Perang Dunia II karena dimanfaatkan Jepang kemudian direbut Amerika Serikat pada September 1944.

Amerika menggunakan pulau ini sebagai landasan serangan pesawat sebelum menuju Filipina dan Borneo bagian timur. Merupakan basis untuk serangan ke Jawa pada Oktober 1945 yang ditunda setelah penyerahan diri Jepang pada bulan Agustus.


Penduduk lokal di Pulau Morotai yang masih mengingat Perang Dunai II akan bercerita kepada Anda bahwa tahun 1944-1945 tempat ini merupakan lokasi pertempuran sengit dari puluhan pesawat tempur yang menderu ketika lepas landas dan mendarat di sepanjang Teluk Daruba.

Puluhan ribu tentara bertebaran di setiap sudut pulau dan kapal angkatan laut berlabuh membawa pasokan kebutuhan harian tentara.
Morotai saat itu merupakan salah satu markas tentara Amerika Serikat saat berperang menghadapi Jepang dalam Perang Pasifik selama Perang Dunia II.

Pada 15 September 1944, tentara sekutu dari Amerika Serikat dan Australia di bawah pimpinan Panglima Pasifik Barat, Jenderal Douglas MacArthur mendarat di Morotai tapatnya di bagian barat daya pulau ini.

Sebelum kedatangan sekutu ke Morotai, tentara Jepang sudah terlebih dahulu menduduki tempat tersebut dan membangun sebuah landasan pesawat. Jepang kemudian meninggalkan Morotai untuk mendukung pertempuran di Pulau Halmahera.

Ketika itu hanya tersisa sebanyak 500 tentara Jepang di Morotai yang bertugas untuk menjaga pulau tersebut. Oleh karena itu, dengan jumlah tersebut mereka dapat langsung ditaklukkan pasukan Amerika Serikat.
Angkatan Laut Jepang berikutnya berusaha merebut kembali pulau ini tetapi gagal.

Ketika Jepang meninggalkan Morotai, Jenderal MacArthur melihat hal tersebut sebagai kesempatan emas untuk mengambil alih karena lokasinya strategis untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.

Sekitar lebih dari 50 ribu tentara sekutu ditempatkan di Morotai dan MacArthur membangun beberapa landasan pesawat dan rumah sakit besar dengan 1.900 tempat tidur di dalamnya.

Selama Perang Dunia II berlangsung, pasukan Sekutu terus menempati Morotai hingga akhirnya Jepang menyerah tahun 1945 dan Pasukan Sekutu meninggalkan pulau tersebut.
Sebelum meninggal pulau tersebut, pasukan Sekutu membakar semua bangunan yang mereka dirikan di Morotai.

Kini, Morotai menjadi saksi sejarah Perang Dunia II di mana kegiatan militer yang kuat pernah beroperasi di pulau tersebut dan peranannya dalam membebaskan Filipina dari pendudukan Jepang hampir terlupakan. 

Sumber : http://www.kompas.com/

MIANGAS ADALAH WILAYAH NKRI BERBATASAN DENGAN FILIPINA, DIPULAU INI BENDERA FILIPINA PERNAH BERKIBAR.


Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam desa Miangas, kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.
Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa adalah sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud.

Perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.

Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama La Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.
Aplikasi jejaring Google Maps memiliki kesalahan dengan memasukkan pulau Miangas sebagai bagian dari Filipina.

Pulau cantik yang menjadi batas paling utara wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini baru saja dikunjungi untuk pertama kalinya oleh Presiden RI, dalam hal ini Presiden Joko Widodo.
Pulau ini ternyata memiliki sejarah panjang dan kisah heroik yang belum banyak orang tahu.
Sebelum menjadi milik Indonesia, pulau ini ternyata nyaris jadi milik negara tetangga Filipina.


Sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

Sabtu, 28 Januari 2017

TNI Angkatan Laut Akan Siapkan Armada Laut Ketiga


Sejumlah anggota TNI Angkatan Laut mengikuti upacara di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/12/2016). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Armada. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/pd/16)

Armada di perairan Nusantara menjadi salah satu hal yang digarisbawahi dalam rapat pimpinan TNI Angkatan Laut, yang digelar di Auditorium Yos Sudarso, Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi, mengatakan bahwa harus ada penambahan armada agar lebih menjangkau wilayah perairan Tanah Air yang bila dibentangkan hampir sama dengan benua Eropa.
“Ke depan kita butuh keniscayaan armada, sehingga tidak hanya dua tapi tiga,” kata Laksamana Ade, seperti dikutip liputan6.com pada Minggu (22/1).
Laksamana Ade menceritakan bahwa Armada Indonesia 1967 memiliki tiga, yakni Armada Siaga, Armada Nusantara, dan Armada Samudera. Setelah melalui proses, kemudian digabungkan menjadi Armada Republik Indonesia.
Armada tersebut kemudian kini dibagi menjadi Armada Barat dan Armada Timur. Namun setelah dikaji, TNI Angkatan Laut butuh satu lagi armada guna pengembangan di wilayah timur.
TNI Angkatan Laut memilih pendekatan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dengan memasang tiga panglima, demi terbentangnya satu kawasan lagi. “Paling tidak kita lakukan pendekatan ALKI. ALKI I Panglima Armada Barat, ALKI 2 Panglima Armada Tengah, dan ALKI 3 Panglima kawasan Timur,” kata KSAL.

Sumber: liputan6.co
http://jakartagreater.com/ 

Jumat, 27 Januari 2017

Tiga Besar Kekuatan Militer Asia Tenggara, Indonesia Tetap Terbaik


Gunawan Laruhun - Dengan kekuatan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang dilengkapi dengan peralatan terbaik dan sangat terlatih, Indonesia menduduk top rangking Asean dalam hal kekuatan militer, mengungguli sembilan negara anggota Asean Community (AC) lainnya.
Dengan populasi hampir 261 juta jiwa dan GDP US$ 936.243 juta, posisi militer Indonesia sebagai yang terbaik di ASEAN mungkin sudah tidak mengejutkan lagi.
Rilis terbaru dari Global Firepower 2016 Ranking (GFP 2016 Ranking), yang menempatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) – di urutan nomor 14 di dunia, tiga posisi di depan Vietnam (17), dan enam di depan Thailand (20). Australia berada sembilan tingkat di belakang dengan peringkat 23 secara global.
Dinilai lebih dari 50 faktor, GFP 2016 Ranking memperhitungkan jumlah anggota militer, stok persenjataan dan peralatan militer, anggaran militer, aset-aset strategis dan kondisi ekonomi saat ini. Dari 126 negara yang tercakup dalam peringkat GFP 2016, sembilan diantaranya berada di Asean. Kemampuan nuklir dan kepemimpinan politik / militer tidak masuk perhitungan juga negara-negara yang tidak memiliki Angkatan Laut.


Peringkat Pertama Indonesia
Indonesia memiliki beberapa sistem persenjataan modern dan paling tangguh buatan Rusia dan Barat. Arsenal termasuk 420 pesawat dari berbagai jenis, 152 helikopter, 221 kapal angkatan laut, 468 tank, 1.089 kendaraan tempur lapis baja (AFV), dan 80 artileri tarik. Diperkuat 476.000 personil militer aktif, dan didukung oleh 400.000 cadangan aktif.
Di udara, Indonesia diperkuat 16 pesawat tempur Su-27 / Su-30 buatan Rusia dan 36 unit F- 16 buatan AS, juga dilengkapi dengan pesawat latih serang T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan, jet tempur F-5, pesawat tempur ringan Hawk, dan pesawat serang ringan Embraer EMB-314 Super Tucano buatan Brasil.
Di laut, militer Indonesia juga tidak kalah mengesankan. Terdiri dari 18 kapal perang besar, termasuk dua kapal selam, enam fregat, dan sepuluh korvet, armada laut Indonesia juga termasuk 39 kapal perang dari bekas Jerman Timur yang diperoleh setelah reunifikasi Jerman. Selain tambahan 3 kapal selam Chang Bogo juga sedang dipertimbangkan pembelian lagi tiga kapal selam lain, tambahan fregat rudal dan kapal rudal.
Di darat, Indonesia diperkuat MBT Leopard II RI buatan Jerman, salah satu tank terbaik di dunia, dengan sekitar 16 dari 42 yang dipesan sudah dikirimkan, juga dilengkapi dengan amfibi modern BTR-4M dari Ukraina



Peringkat Kedua Vietnam
Peringkat kedua diduduki Vietnam, selain 415.000 personil militer aktif, Tentara Rakyat Vietnam (PAVN) saat ini memiliki 5.040.000 cadangan, jumlah terbesar diseluruh dunia. Gudang senjata militer Vietnam termasuk 289 pesawat, 150 helikopter, 65 kapal angkatan laut, 1.470 tank, 3.150 kendaraan lapis baja, dan 2.200 artileri tarik.
Di udara Vietnam memiliki pesawat peninggalan Soviet dalam jumlah besar, Vietnam juga memiliki sepuluh pesawat tempur Su-27 dan 32 unit Su-30MKT, didukung oleh armada 144 unit MiG-21 Fishbed dan 38 Su-22 pesawat serang Fitter.
Di darat selain diperkuat dengan tank lawas T-62 dan T-55 tank, Vietnam saat ini sedang bernegosiasi untuk pembelian MBT T-90 Rusia. Yang mengerikan, Vietnam dilengkapi sistem pertahanan udara SAM jarak jauh S-300 yang dianggap sebagai salah satu sistem SAM terbaik di dunia, termasuk negosiasi yang sedang dilakukan untuk pembelian S-400 Triumph.
Di laut, Angkatan Laut Vietnam diperkuat enam kapal selam Improved Kilo Class dan empat fregat Gepard Class buatan Rusia. Vietnam juga dilengkapi dengan kapal rudal Molniya Class, fregat Petya Class, dan korvet Tarantul I Class.

Saab is discussing the sale of six more Gripens to Thailand. (Chris Pocock)
Peringkat Ketiga Thailand
Angkatan Bersenjata Royal Thailand (RTAF) diperkuat 310.000 personil militer aktif dan 245.000 cadangan, dengan gudang persenjataan termasuk 551 pesawat, 282 helikopter, 81 kapal angkatan laut, 722 tank tempur, 2614 kendaraan lapis baja dan 695 artileri.
Dilaut, Thailand adalah satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang memiliki kapal induk, meski saat ini masih tanpa diperkuat pesawat diatasnya. Thailand juga mengoperasikan fregat rudal Knox-Class buatan AS, dan fregat rudal Type 025T dan fregat Type 053HT dari Cina. Thailand juga berencana untuk mengakuisisi tiga kapal selam Yuan Class dari China.
Di udara, Royal Thai Air Force (RTAF) memiliki aset 40 pesawat tempur F-16 dan 7 unit Saab JAS-39 Gripen buatan Swedia (satu Gripen terjatuh). Thailand juga satu-satunya negara di Asean yang mengoperasikan dua pesawat AWACS canggih Saab 340 AEW & C dari Swedia. Thai Air Force juga dilengkapi dengan pesawat tempur ringan F-5E dan Alpha Jets buatan Perancis-Jerman.
Di darat, The Royal Thai Army (RTA) diperkuat 10 unit MBT T-84 Oplot-M, Thailand juga sedang dalam pembicaraan untuk pembelian 28 unit MBT ringan dari China.

sumber share : http://jakartagreater.com/tiga-besar-kekuatan-militer-asia-tenggara-indonesia-tetap-terbaik/
http://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp
Decolonizeguam

Senin, 23 Januari 2017

Senjata yang ditemukan polisi Sudan bukan milik pasukan Indonesia

Senjata yang ditemukan polisi Sudan bukan milik pasukan Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Humas Polri menegaskan bahwa sejumlah senjata yang diduga diselundupkan di Bandara Al-Fashir, Sudan bukanlah milik polisi pasukan perdamaian Indonesia, Formed Police Unit (FPU) VIII yang hendak pulang ke Indonesia.

"Menurut komandan Satgas FPU VIII itu (senjata) bukan milik mereka," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Martinus mengatakan kronologisnya bermula saat pasukan FPU VIII yang telah habis masa tugasnya di Darfur bersiap untuk pulang ke Indonesia. Pasukan tersebut akan digantikan oleh FPU IX.

"Hari itu mereka berkemas-kemas untuk meninggalkan Garuda Camp," katanya.

Di camp, barang-barang milik FPU VIII dicek oleh otoritas UNAMID. Selanjutnya barang-barang mereka dimasukkan ke dalam dua buah kontainer. Sebanyak 40 orang anggota FPU menjaga kontainer tersebut hingga tiba di Bandara Al-Fashir.

"Empat puluh orang ini membantu menurunkan barang. Masuklah ke ruang X Ray pemeriksaan. Lolos semua," ujarnya.

Tak jauh dari lokasi penyimpanan barang-barang tersebut, ada koper lain yang oleh polisi Sudan dicurigai merupakan barang milik pasukan indonesia.

"Polisi Sudan bertanya ini punya Indonesia bukan? Dijawab bukan. Ditanya lagi, dijawab bukan. Ya memang kopernya berbeda, tidak ada label pasukan Indonesia," katanya.

Kemudian koper tersebut dimasukkan ke pemeriksaan X-Ray dan terungkap bahwa koper tersebut berisi senjata dan akhirnya muncul tuduhan bahwa pasukan FPU VIII hendak menyelundupkan senjata.

Atas terjadinya kasus ini, seluruh anggota pasukan FPU VIII yang berjumlah 139 orang tertahan kepulangannya.

"Mereka bukan ditangkap tapi tertahan untuk kepulangan mereka. Bukan ditangkap ya, mereka tinggal di transit camp di sana karena tempat mereka di Garuda Camp sudah diisi (pasukan) FPU IX," katanya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemerintah di Darfur Utara menyebutkan pasukan polisi Indonesia yang tergabung dalam misi menjaga perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap pada Jumat (20/1) waktu setempat di Bandara Al Fashir, Sudan karena diduga mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi yang disamarkan seperti mineral berharga.

Informasi dari Pusat Media Sudan (Sudanese Media Centre) menyebutkan berbagai senjata dan amunisi yang diselundupkan meliputi 29 senapan Kalashnikov, empat senapan, enam senapan GM3 dan 61 berbagai jenis pistol, serta berbagai jenis amunisi dalam jumlah besar.

Sumber :
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017