Kamis, 13 Oktober 2016

Ketegangan di Suriah Semakin Memanas, Amerika dan Rusia Terancam Perang Nuklir Terbesar.


Rudal tercepat di dunia Topol, diluncurkan dari kapal selam di Laut Barents, di lepas pantai Rusia, dan rudal lainnya ditembakkan dari sebuah situs di pulau barat laut negara Rusia.
Kantor berita yang dikelola negara RIA Novosti mengumumkan roket berkemampuan nuklir itu ditembakkan dari kapal selam Armada Pasifik di Laut Okhotsk, utara Jepang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa latihan rudal dengan hulu ledak itu “memukul target simulasi di lapangan tembak di semenanjung Kamchatka”.

Tes rudal berkemampuan nuklir ini muncul setelah ketegangan antara Rusia dan Amerika, mencapai puncaknya atas krisis yang sedang berlangsung di Suriah.Bahkan, Rusia telah melakukan latihan dan mengumumkan kepada warga negaranya agar mempersiapkan diri untuk menghadapi perang nuklir.
Situasi semakin memanas setelah Vladimir Putin dituduh “penjahat perang” di negara yang dilanda perang – akibat dukungannya untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sebelumnya Amerika Serikat juga telah melakukan ujicoba simulasi serangan nuklir. Dua pesawat bomber B-2 milik Angkatan Udara Amerika Serikat (US Force) melakukan uji coba pengeboman di tengah gurun Nevada. Dua bom nuklir faux beberapa kali dijatuhkan dari pesawat B-2.
Tahun 2015, Angkatan Udara AS menandatangani kesepakatan dengan Northrop Grumman untuk membangun, bomber siluman bernama B-21 Raider yang akan membawa senjata nuklir. Tidak hanya itu, Angkatan Laut AS juga sedang memproses pembelian 12 kapal selam Columbia-Class baru, yang juga bisa meluncurkan rudal nuklir, untuk menggantikan Ohio-Class.
Ketegangan terus memuncak dan pemimpin Rusia telah resmi menggerakkan sistem rudal pertahanan udara dan kapal penjelajah rudal untuk menyiapkan pasukannya menghadapi peperangan yang mungkin terjadi.
Kremlin juga telah meninggalkan sejumlah kesepakatan dengan Washington, termasuk pakta perlucutan senjata untuk kedua negara adidaya, untuk menyingkirkan senjata plutonium.
Ia datang sebagai politisi dan pejabat dengan anak-anak yang belajar di Barat Rusia diberitahu untuk segera membawa mereka pulang.
Media lokal Rusia juga melaporkan bahwa kerabat lama dan warga Rusia, untuk segera kembali ke “tanah air / fatherland”.
Dan minggu lalu, Presiden Rusia Putin memerintahkan persiapan latihan perang nuklir yang melibatkan lebih dari 40 juta orang.
Pejabat negara dan media telah memperingatkan warga Rusia, bahwa AS akan melancarkan serangan habis-habisan.

Sumber : http://jakartagreater.com/
Dailystar.co.uk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar