Selasa, 18 Oktober 2016

Situasi Semakin Tak Terkendali, Sang "Beruang Merah" Aktifkan Rudal Iskander-M di Kaliningrad, Rusia dan NATO Diambang Perang Terbuka


Gerhana85.com - Moskow - Dalam pertemuan di Brussel pada 26 – 27 Oktober mendatang, para menteri pertahanan dari negara-negara anggota NATO akan mendiskusikan situasi terkait laporan bahwa Rusia telah menempatkan sistem misil Iskander-M di wilayah paling timurnya, Kaliningrad Oblast, demikian dilaporkan kantor berita RIA Novosti, mengutip seorang narasumber diplomatik di Brussel. Menurut sang narasumber, para menteri juga akan membicarakan aksi Rusia di Suriah.

Pada 7 Oktober lalu, surat kabar The Guardian, mengutip pejabat Estonia, melaporkan bahwa Rusia telah mengirim sistem misil balistik jarak pendek ke perbatasan Polandia dan Lituania.

Kementerian Pertahanan Rusia menjawab bahwa Rusia tak pernah berusaha menyembunyikan pengiriman sistem misil menggunakan kapal kargo curah Ambal. “Sebelum diangkut ke Ambal, satu Iskander sengaja ditempatkan di bawah satelit pengintai AS yang sedang lewat,” kata Juru Bicara Kementerian Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk ‘mengklarifikasi parameter operasional satelit Amerika’. Ia melanjutkan, “Kami tak perlu menunggu waktu lama dengan semangat mereka untuk mengekspos informasi, mitra Amerika kami sendiri yang mengonfirmasi segalanya pada kami.”

Penempatan rudal balistik Iskander-M di Kaliningrad yang berbatasan langsung dengan Polandia. AS dan NATO sebelumnya menempatkan sejumlah rudal Patriot di Polandia untuk mengunci Kaliningrad.

Konashenkov menegaskan bahwa Iskander adalah sistem misil bergerak. Sepanjang tahun, Pasukan misil Rusia berupaya meningkatkan pelatihan konvoi mereka, menjangkau jarak yang cukup jauh sepanjang wilayah Rusia lewat udara, laut, dan di bawah kekuatan mereka sendiri sebagai bagian dari rencana latihan tempur.

Rudal Balistik Iskander-M

Sistem taktis Iskander-M dibangun untuk menghancurkan target musuh pada jarak hingga 500 kilometer. Rudal ini terbang di sepanjang lintasan yang dimodifikasi dengan muatan yang besar yang memungkinkan rudal untuk mengatasi sistem pertahanan rudal musuh.

Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan peluncuran adalah 4 hingga 16 menit. Kompleks ini dapat beroperasi pada temperatur mulai dari minus 50 derajat hingga 50 derajat Celcius.


Sistem misil balistik jarak pendek Iskander-M dirancang oleh Perusahaan Riset dan Industri Biro Desain Pembangunan mesin, dan bergabung dengan militer Rusia sejak 2006.
Misil aerobalistik Iskander-M dikendalikan sepanjang peluncuran mereka, sehingga lintasan mereka tak bisa diprediksi dan lebih sulit untuk mencegatnya. Selain itu, Iskander bisa menggunakan rudal jelajah berpresisi tinggi R-500.

Respons Atas Misil Balistik di Eropa Timur

Untuk pertama kali, Pasukan Rudal dan Staf Artileri mulai mempertimbangkan kemungkinan menempatkan sistem Iskander di Kaliningrad Oblast pada 2008 lalu, setelah Barat memutuskan untuk menempatkan sistem pertahanan misil di Polandia dan Republik Ceko, terang seorang narasumber senior pada stafnya.

 
 Menurutnya, kala itu Rusia sudah mempertimbangkan opsi untuk menempatkan brigade misil Iskander di Kaliningrad Oblast, baik lewat darat maupun laut.

“Terkait penempatan terbaru, perhatian diarahkan pada komponen taktis serta semua isu yang berhubungan dengan dukungan layanan.”

“Penting bagi kami untuk mendapat jawaban atas pertanyaan berikut: bagaimana, dalam kondisi apa, dan seberapa mampu pasukan rudal kami melakukan sejumlah misi tempur? Dalam kasus ini, penempatan brigade misil diproyeksikan di wilayah yang praktis merupakan perbatasan paling barat Rusia (Kaliningrad Oblast) untuk memaksimalkan penggunaan jangkauan efektif sistem misil balistik taktis Iskander,” terang sang narasumber.

Ia menambahkan, saat ini hanya ada dua brigade misil yang belum mendapat sistem Iskander. Ini merupakan langkah yang sangat memadai sebagai respons atas penempatan sistem misil dan pertahanan udara di Polandia, terang mantan Kepala Staf Distrik Militer Leningrad Kolonel Jenderal Sergei Kizyun.

“Terkait karakteristik Kaliningrad Oblast, terdapat cukup jarak untuk menempatkan brigade misil di sana, dan untuk melakukan manuver jika diperlukan. Sebagai tambahan, wilayah tersebut memiliki cukup banyak hutan, sehingga tentara bisa dengan mudah bersembunyi dari perangkat pengintai musuh potensial. 


Selain itu, area Rusia ini mengarah ke Laut Baltik dan banyak misi penembakan di wilayah yang bisa dilakukan bahkan tanpa melibatkan armada, misalnya dengan senjata pesisir,” terang Kizyun.

Respon Balik NATO

Menjawab manuber militer Rusia, para menteri pertahanan NATO yang berkumpul di Brussel sepakat memperkuat sistem pertahanan. NATO akan meningkatkan kapasitas militer untuk menghadapi segala bentuk ancaman.


NATO dengan dibantu Amerika Serikat, telah menempatkan sejumlah sistem pertahanan di sepanjang perbatasan Rusia, guna menghadapi kekuatan militer Moskow.
Komandan militer NATO, Jendral Philip Breedlove memperingatkan, Rusia masih mendukung gerakan separatis di Ukraina dengan memberi bantuan senjata berat dan mengijinkan kelompok bersenjata dari Rusia melewati perbatasan ke Ukraina. "Ini harus segera dihentikan", kata Breedlove.

Para menteri pertahanan NATO di Brussel sebelumnya menyetujui rencana Presiden AS Barack Obama untuk meningkatkan kapasitas militer di perbatasan NATO ke timur sebagai jawaban atas ancaman dari Rusia.

NATO akan mengerahkan lebih banyak pasukan dan pesawat pengintai untuk mengawasi situasi di kawasan krisis. Selain itu, NATO meningkatkan kesiagaan komando gabungan di front utara yang bermarkas di kota Stettin, Polandia. Komando gabungan ini terdiri dari militer Jerman, Denmark dan Polandia.

Anggaran militer harus ditingkatkan

Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan, dalam lima tahun terakhir, anggaran militer Rusia naik 50 persen, sedangkan anggaran militer NATO justru turun 20 persen. Ia menyambut rencana Amerika yang menjanjikan dana 1 miliar dollar untuk meningkatkan kapasitas militer di Polandia dan negara-negara Baltik.

Amrika Serikat ikut menempatkan Rudal Patriot di Lituania dan Polandia guna menghadapi militer Rusia.
"Amerika Serikat sudah bereaksi tegas terhadap aksi militer ilegal Rusia di Ukraina. Saya juga sangat menghargai komitmen semua 28 negara anggota NATO untuk meningkatkan kontribusi mereka menghadapi situasi ini", kata Rasmussen.

NATO kemungkinan besar akan meminta Jerman untuk meningkatkan anggaran militer secara substansial. Saat ini, anggaran militer Jerman hanya 1,3 persen dari Produk Domestik Brutto (PDB). NATO ingin anggaran itu ditingkatkan sampai 2 persen PDB.

Tapi Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen menerangkan, yang penting bukan hanya tingginya anggaran, tapi efektivitas dalam penggunaan anggaran itu. Jerman memang hanya menggunakan 1,3 persen PDB, namun diantara negara-negara Eropa, Jerman menduduki peringkat ketiga dalam anggaran militer.(ghn)

Sumber: Indonesia.rbth.com/dw.com

 http://www.gerhana85.com/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar