Profil Radin Inten II
Alias : Radin Intan II
Tempat Lahir : Desa Kuripan (Lampung Selatan)
Tanggal Lahir : 1834
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Raden Imba II (Kesuma Ratu)
Gelar : Pahlawan Nasional
Biografi Radin Inten II
Radin Intan II adalah tokoh nasional penting yang merupakan keturunan
langsung dari Radin Intan Kesuma II. Ia dilahirkan di sebuah desa
Bernama kuripan, sekarang sudah berubah nama menjadi Lampung, tepatnya
sejak tahun 1834. Ia adalah orang penting saat itu dan dikenal sebagai
darah biru yang punya kekerabatan dengan Kerajaan Banten. Seperti
kebanyakan Pejuang Nasional lain, Radin Intan II juga sangat membenci
perlakuan sewenang-wenang dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia
selama 3,5 abad lamanya.
Ia dengan lantang menyuarakan ketidaksukaannya terhadap pemerintahan
Belanda. Ia berusaha dengan kemampuannya supaya kolonialisme bisa segera
dihentikan dari Tanah Air tercinta. Ia bahkan mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat dari daerahnya. Ia didaulat menjadi Ratu Lampung,
seorang pemimpin yang dipercaya oleh rakyat untuk mengemban misi melawan
kolonialisme. Ia mendapatkan kepercayaan tersebut di usianya yang masih
belia. Saat itu ia masih berusia 16 tahun. Pelantikannya dilakukan di
tahun 1850.
Dan tidak lama berselang, ia sudah mulai menerima pergolakan dari
Belanda yang tidak suka. Ia memimpin ratusan pasukan berperang melawan
Belanda di Merambung. Itu merupakan daerah dimana ia menjalankan roda
pemerintahan. Tidak mudah bagi Belanda untuk menghancurkan ia dan
pasukan. Sempat beberapa kali melakukan serangan, namun semuanya
berhasil dikalahkan. Namun Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus
berusaha melakukan perlawanan.
Puncaknya pada tahun 1856, Belanda melakukan aksi sporadis dengan
penyerangan dalam jumlah besar, bahkan mengutus hingga 9 kapal untuk
berperang. Serangan tersebut berada di bawah komando Kolonel Welson.
Melihat serangan yang begitu gencar, Radin Intan II berusaha untuk
melawan dengan taktik gerilya. Ternyata strategi tersebut cukup ampuh
untuk memukul mundur musuh. Belanda yang merasa kalah tidak begitu saja
menyerah.
Mereka dengan liciknya menyuap salah seorang pasukan kerajaan supaya
sang raja bisa dikalahkan. Siasat jahat tersebut pada akhirnya berhasil.
Pertempuran hebat kembali terjadi, namun kali ini kemenangan berada di
tangan Belanda. Mereka berhasil memukul mundur pasukan kerajaan dan
membuat sang pemimpin gugur di medan perang. Itu karena mereka kalah
jumlah, selain itu peralatan tempur juga tidak memadai. Radin Intan II
meninggal pada 5 oktober 1856 di usianya yang baru menginjak 22 tahun.
Penghargaan Radin Inten II
- Namanya diabadikan sebagai nama sebuah Bandara dan nama perguruan tinggi IAIN di Lampung
- Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.048/TK/1998
Sumber : biografipahlawan.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar