Minggu, 09 Oktober 2016

Rusia Kirimkan Tambahan Misil Anti Pesawat Terbang S-300 ke Suriah, Amerika Serikat Gelisah



 Rusia mengirimkan tambahan sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah. Langkah Rusia ini dilakukan setelah gagalnya genjatan senjata di Suriah, yang dipicu pengkhianatan Amerika Serikat dengan menyerang pasukan pemerintah Suriah.

Gunawan laruhun - Gerhana85.com - Moskow - Pertempuran di medan perang Suriah semakin memanas setelah Amerika Serikat (AS) berencana akan menyerang langsung tentara Suriah untuk melindungi para pemberontak dukungannya. Menanggapi hal ini, Rusia bergerak cepat dengan mengirimkan kembali sejumlah persenjataan canggih untuk membantu pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pengiriman sederet peluncur rudal pertahanan udara S-300 ke Suriah. Langkah tersebut dilakukan untuk mempertahankan serta melindungi pangkalan laut dan kapal perang milik Rusia yang berbasis di Tartus, Suriah, setelah Amerika Serikat dan kelompok koalisinya semakin membanjiri organisasi ISIS dan kelompok pemberontak lainnya dengan persenjataan canggih.

Pengiriman S-300 itu dikonfirmasi langsung oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov. Igor Konashenkov menambahkan, sebelum pengiriman S-300, Rusia telah mengirimkan sistem pertahanan udara lainnya ke Suriah. Pernyataan itu dikeluarkan setelah muncul pemberitaan di Fox News yang mengutip perkataan pejabat Amerika Serikat bahwa Moskow terus meningkatkan kekuatan operasi militer mereka di Suriah.


“Republik Arab Suriah menerima sistem pertahanan antipesawat S-300. Sistem ini dirancang untuk memastikan keamanan pangkalan laut di Tartus dan kapal-kapal yang bersandar di pesisir pantai. S-300 murni sistem pertahanan dan tidak menimbulkan bahaya,” ujar Konashenkov, seperti dimuat Russia Today, Rabu (5/10/2016).

Menurut seorang pejabat Amerika Serikat, sistem itu adalah model terbaru dengan nama SA-23 yang merupakan hasil modifikasi dari S-300VM. Pengerahan sistem terbaru ini dianggap meningkatkan kemampuan fasilitas anti-udara Rusia di Suriah secara signifikan

Amerika Serikat Gelisah

Tindakan Rusia dengan kembali mengirimkan tambahan sistem pertahanan udara S-300 ke Tartous dan Deir ez Zor, Suriah, benar-benar membuat Amerika Serikat meradang dan gelisah. Pasalnya, dengan persenjataan canggih tersebut, AS dan sekutu koalisinya seakan-akan sudah dikepung dan terperangkap dalam jarak tembak misil Rusia.


Sistem pertahanan udara S-300 Rusia yang telah diinstal di Suriah.
 
AS dan kelompok koalisinya juga sudah memperhitungkan bahwa Suriah akan menggeser sejumlah sistem S-300 ke sejumlah lokasi strategis, setidaknya ada tiga skenario penempatan sistem itu yang mungkin sudah disusun di Suriah. Dua lokasi pertama kemungkinan besar adalah di bandara Bassel Al Assad dan Masyaf, sementara yang ketiga dipredksi di daerah pegunungan Baniyas.

Jika ditempatkan di tempat yang cukup tinggi, radar sistem itu akan dapat melihat objek di seluruh permukaan gunung. Dengan demikian, kemungkinan sistem pertahanan udara Rusia dapat menembus pengamatan hingga Dier Ezzor, daerah medan perang yang kian memanas. Berlokasi sekitar 434,5 kilometer di timur Damaskus, Deir ez Zor terletak sangat dekat dengan wilayah kekuasaan ISIS.


 Namun seorang pejabat AS lainnya menganggap kelompok pemberontak yang didukung oleh negaranya kini masih cukup kuat dengan personel sebanyak 100 ribu sehingga kemungkinan gempuran Rusia dan Suriah tidak akan berhasil. 
 Daya jangkau sistem pertahanan udara Rusia yang telah dipasang di sejumlah pangkalan militer di Suriah. Kecanggihan sistem senjata ini akan mampu dengan efektif melindungi pasukan militer pemerintah Suriah dari ancaman serangan pesawat tempur Amerika Serikat dan koalisinya.

Beberapa pejabat senior Pentagon menegaskan mereka tidak akan mengambil langkah militer terkait tindakan Rusia tersebut. Namun, sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri AS dan intelijen tak menutup kemungkinan adanya potensi pergerakan untuk menekan Rusia.

Operasi militer Rusia via udara di Suriah dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk Presiden Bashar al-Assad. Sedangkan via darat, pasukan militer Suriah melawan kelompok pemberontak di kota Aleppo.

Rusia sebelumnya sudah mengirim sistem pertahanan rudal terbaru S-400 ke Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah pada November 2015. Pengiriman dilakukan sebagai bagian peningkatan keamanan setelah ditembak jatuhnya pesawat bomber Su-24 pada 24 November 2015 oleh Angkatan Udara Turki. 


Selain mengoperasikan fasilitas angkatan laut di Tartus, Rusia juga memiliki pangkalan udara di luar kota Latakia, Suriah. Pangkalan udara itu kini menjadi markas pesawat-pesawat perang Rusia yang melakukan pengeboman di Suriah untuk mendukung rezim Assad. 


 Sumber:http://www.gerhana85.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar