Jumat, 02 September 2016

SEMPAT TERLANTAR DI ARAB SAUDI, YANTI SEORANG TKI ASAL PURWAKARTA AKHIRNYA MENINGGAL



Tempo.co-Purwakarta -Yanti binti Taslim, 34 tahun, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Arab Saudi, meninggal dunia di rumah sakit Polri Kramat Jati Jakarta setelah hampir sepekan tiba kembali di tanah air, 1 September 2016. TKI asal Kampung Tanjung Garut, Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat, itu sempat terkatung-katung di Saudi Arabia karena masa tinggal habis dan menderita hepatitis C.

Kepala Desa Cijunti, Toha, saat dihubungi Tempo, Jumat, 2 September 2016, mengatakan, Yanti dipulangkan dari Saudi Arabia, Sabtu, 27 Agustus 2016. Karena kondisi kesehatannya, Yanti tidak langsung dibawa ke kampung halamannya melainkan dirawat di RS Polri. Selama menjalani perawatan, kondisi kesehatan Yanti semakin memburuk.

Jasad Yanti sampai di rumah duka pada Jumat dinihari, 2 September 2016. "Jasadnya kami kebumikan jam 10.00, di komplek pemakaman desa," ujar Toha.

Keluarga besar almarhum merasa kehilangan, karena Yanti pulang ke rumah sudah jadi layon. Tapi dibalik kesedihan itu, ujar Toha, keluarga besar Yanti juga merasa bersyukur. Meski harus pulang hanya jasadnya saja, almarhumah bisa dimakamkan di kampung halamannya, tidak di Arab Saudi.

"Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati Dedi Mulyadi yang sudah membayar semua biaya perawatan, denda dan ongkos kepulangan Yanti dari Saudi Arabia ke tanah air," kata Ida, ibu almarhumah Yanti.

Yanti berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi untuk kali kedua pada medio 2009 dengan menggunakan KTP luar Purwakarta. Itu dilakukan Yanti karena Pemkab Purwakarta sudah menutup rapat pengiriman TKI ke Arab sejak 2008.

Nasib Yanti diketahui Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada awal Agustus 2016 dari penggiat Migran Care di Jeddah, Shanti Ayu Ardhani. Yanti kena razia petugas keimigrasian Saudi Arabia karena masa tinggalnya sudah habis dan terkena penyakit hepatitis C usai melahirkan sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Dedi menghubungi Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dan Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Fadhly Ahmad untuk mengupayakan pemulangan Yanti. Namun Yanti baru boleh pulang ke Indonesia dengan syarat membayar denda dan biaya perawatan rumah sakit.

Seluruh biaya itu dibayar Dedi dengan uang pribadinya sebab tak ada alokasi dana di APBD Purwakarta. "Kami senang bisa membawa Yanti pulang ke Indonesia meski akhirnya harus meninggal dunia. Itu mungkin sudah menjadi takdirnya," ujar Dedi.

NANANG SUTISNA

Sumber Share : https://nasional.tempo.co/

1 komentar:

  1. kami, disini mencoba datang dan menawarkan sedikit bantuan kecil kepada anda sekalian, kami tidak pernah menyarankan anda untuk berhutang atau berbisnis pada makhluk gaib, semua adalah terserah anda dan keputusan ada di tangan anda, manis-pahitnya hidup adalah cerita dunia yang bersifat temporer, namun adakalanya anda dalam situasi yang sangat terdesak sehingga membuat anda menjadi gelap mata untuk kesana-kemari mencari pinjaman dana demi melunasi hutang anda atau hal lain. sekali lagi, dalam hal ini, kami hanya menawarkan sebuah solusi, tidak memaksa, mengajak ataupun menyuruh anda. karena kami sangat terimakasih kepada ky witjaksono yang telah menolong saya dalam kesulitan,ini tidak pernah terfikirkan dari benak saya kalau nomor yang mbah berikan bisa tembus dan alhamdulillah kami juga bisa di bantu melalui uang gaib bagi anda yang ingin di bantu hubungi ky witjaksono di 0852_2223_1459. ingat kesempat tidak akan datang untuk yang kedua kalinga
    klik=>>> BUTUH UANG GAIB

    BalasHapus