JAKARTA - Angkatan Laut Rusia dan China bersiap
untuk melakukan latihan bersama pada 11-19 September 2016. Salah satu
lokasi latihan militer berada di wilayah pantai dan perairan di Laut China Selatan.
Sebagaimana diberitakan TASS, kapal AL Rusia akan mulai berlayar pada awal September menuju China. Muncul kekhawatiran hal tersebut akan memicu ketidakstabilan di kawasan, terutama bagi negara-negara yang terlibat sengketa wilayah LCS dengan China.
Namun, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin meyakinkan bahwa latihan bersama militer Rusia dan China tersebut tidak bermaksud untuk merusak stabilitas kawasan. Latihan tersebut adalah bagian dari latihan bersama sesuai kesepakatan militer kedua negara.
"Saya pribadi belum mendengar. Tetapi, jika benar terjadi di LCS, maka itu tidak bertujuan untuk menimbulkan krisis. Latihan adalah untuk menguatkan kerjasama Rusia-China," papar Galuzin dalam press briefing di kediaman pribadinya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2016).
Pria berkacamata itu menambahkan, Rusia tidak ingin mengganggu stabilitas kawasan mana pun dengan latihan militer tersebut. Galuzin mengambil contoh latihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang malah menimbulkan ketidakstabilan di kawasan Semenanjung Korea.
Sebagaimana diketahui, China mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan. Klaim tersebut bertentangan dengan sejumlah negara seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Sumber : http://news.okezone.com/
Sebagaimana diberitakan TASS, kapal AL Rusia akan mulai berlayar pada awal September menuju China. Muncul kekhawatiran hal tersebut akan memicu ketidakstabilan di kawasan, terutama bagi negara-negara yang terlibat sengketa wilayah LCS dengan China.
Namun, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin meyakinkan bahwa latihan bersama militer Rusia dan China tersebut tidak bermaksud untuk merusak stabilitas kawasan. Latihan tersebut adalah bagian dari latihan bersama sesuai kesepakatan militer kedua negara.
"Saya pribadi belum mendengar. Tetapi, jika benar terjadi di LCS, maka itu tidak bertujuan untuk menimbulkan krisis. Latihan adalah untuk menguatkan kerjasama Rusia-China," papar Galuzin dalam press briefing di kediaman pribadinya di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2016).
Pria berkacamata itu menambahkan, Rusia tidak ingin mengganggu stabilitas kawasan mana pun dengan latihan militer tersebut. Galuzin mengambil contoh latihan militer antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang malah menimbulkan ketidakstabilan di kawasan Semenanjung Korea.
Sebagaimana diketahui, China mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan. Klaim tersebut bertentangan dengan sejumlah negara seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Sumber : http://news.okezone.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar