TEMPO.CO , Manila – Presiden Rodrigo Duterte meminta tentara Filipina meningkatkan tekanan terhadap kelompok teroris, termasuk menumpas kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. “Tidak akan ada kesepakatan damai. Mereka harus dihabisi sampai orang terakhir,” kata Duterte, seperti yang dilansir Update Philippines, Minggu, 7 Agustus 2016.
Perintah itu disampaikan Duterte di hadapan sekitar 200 tentara di Aula Bondad, Central Command Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), di Barangay Lahug, Cebu City. Dia juga menegaskan, pemerintahannya tidak akan berkoalisi dengan pemberontak komunis. “Saya tidak akan pernah setuju untuk berkoalisi dengan pemberontak komunis,” ujarnya.
Duterte berjanji meningkatkan kekuatan AFP dengan menambah 10 ribu tentara tahun depan dan memberikan peralatan terbaik untuk militer dan polisi. Dia mengatakan ancaman terbesar bagi negara dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan adalah terorisme. “Saya ingin mempersiapkan negara untuk menghadapi ini,” katanya.
Sebagaimana diketahui, selama ini keberadaan kelompok Abu Sayyaf dianggap telah meresahkan masyarakat. Bukan hanya Filipina, melainkan beberapa negara tetangga, seperti Indonesia dan Malaysia, juga mendapat gangguan dari kelompok itu.
Contoh terbaru adalah penyanderaan terhadap anak buah kapal asal Indonesia. Untuk menangani penyanderaan itu, Indonesia, Malaysia, dan Filipina telah meneken kesepakatan untuk melakukan pengamanan bersama. Kesepakatan diteken pada Mei lalu di Yogyakarta, sedangkan standar operasinya akan dirumuskan di Bali pada akhir pekan ini. Isinya meliputi koridor penjagaan, patroli bersama, dan pertukaran informasi intelijen.
Sumber : http://www.wavienews.com/2016/08/duterte-perintahkan-tentara-filipina-tumpas-abu-sayyaf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar