Sabtu, 20 Agustus 2016

Menolak Dicalonkan Pilgub DKI, Risma Serahkan ke Warga Surabaya



Reporter : hasbullah
Editor : Henny Gun Maharani
 
Otonominews.com (Jakarta) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bukan pertama kali menunjuk para kader terbaiknya sukses maju pada pemilihan gubernur (Pilgub).
Pada Pilgub DKI 2012 silam Ketum PDIP Megawati Soekarno putri menginstruksikan Joko Widodo yang kala itu masih menjabat Wali Kota Solo ke Pilgub DKI. Fenomena Jokowi kala itu tak terbendung, berduet dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Jokowi memenangkan Pilgub DKI, menaklukkan incumbent Fauzi Bowo (Foke) yang diprediksi sejumlah lembaga survei bakal menang mudah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut-sebut saingan terberat calon gubernur petahana, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pada pemilihan gubernur (pilgub) DKI tahun 2017 mendatang.
Suara dukungan agar wali kota yang akrab disapa Risma ini memimpin DKI terdengar dari segala unsur warga ibukota.
Terbaru, kelompok relawan pendukung Risma untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta mulai bergerak. Kelompok yang dinamai Jakarta Love Risma atau Jakarta Cinta Risma yang disingkat Jaklovers itu mendeklarasikan diri di Restoran Raja Hoki, Jakarta Selatan, kemrin, 21 Juli 2016.
Meski begitu, secara pribadi, Risma sudah berkali-kali mengeskan tidak bersedia maju sebagai calon DKI 1. Malahan dia mengaku lebih memilih fokus untuk membenahi kota pahlawan tersebut selama satu preode kepemimpinan.
"Ya aku gak taulah wong aku di Surabaya kerja kok. Tanya stafku nih, aku tidur sehari itu satu jam,” jelas Risma usai menjadi pembicara terkait E-Planning di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (21 Juli 2016).
Memang keputusan Risma ini masih sebatas menggambarkan sikap pribadinya, belum keputusan resmi partai.
Menurutnya, tidak mudah menjadi seorang kepala daerah yang baik bagi warganya, terlebih di Jakarta. Apalagi menyangkut nasib orang banyak.
"Aku salah bikin kebijakan, bisa menderita. Aku benar semua, semua orang bisa seneng. Tapi aku salah kebijakan satu, ada orang yang menangis atau menderita. Itu berat. Jadi pemimpin itu gak mudah," papar dia.
Nyatanya Risma menyadari betul dirinya adalah petugas partai. Ia mengaku maju pemilihan wali kota Surabaya juga bukan atas kehendak sendiri, bukan karena ambisi pribadi.
"Aku ya petugas partai. Jadi wali kota. Saya jalankan semua loh AD/ART partai," ucapnya.
Risma bahkan tak tahu harus menjawab apa jika dirinya ditunjuk PDIP sebagai cagub DKI. Alih-alih menjawab langsung, dia meminta pertanyaan itu dilontarkan ke warga Surabaya.
"Mati aku. Cara nolaknya, mungkin warga Surabaya nanti ya. Aku juga bingung, aku nggak pernah bayangin pertanyaan itu. Gimana jawabnya? wong aku nggak pernah bayangin pertanyaan itu," katanya.
Risma sendiri sebenarnya sudah menyampaikan kepada Mega bahwa dirinya tak mau jadi gubernur. Namun dari beragam pernyataan Risma, semakin jelas ia menginginkan warga Surabaya yang memutuskan jika nantinya PDIP mau meminangnya ke Pilgub DKI.
"Saya nggak bisa jawab, saya serahkan semuanya ke warga Surabaya , saya kan sudah janji. Aku nggak mau nanti aku mati, aku ditanya janjiku. Yang bisa jawab itu orang Surabaya sebetulnya pertanyaan ini," kata Risma.

Sumber : http://otonominews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar