TEMPO.CO, Jakarta - Ahli nuklir Shahram Amiri dieksekusi mati di Iran atas tuduhan sebagai mata-mata Amerika Serikat (AS). Ibu korban mengungkapkan jenazah Amiri sudah dikembalikan ke tanah kelahirannya, seperti dikutip dari BBC, Minggu, 7 Agustus 2016.
Tampak bekas jerat tali di leher pada jasad Amiri yang memberi petunjuk bahwa pria kelahiran 1977 itu dieksekusi mati dengan cara digantung. Jenazah Amiri telah dimakamkan.
Amiri dinyatakan hilang setelah menjalankan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, sekitar Mei-Juni 2009. Setahun kemudian, dia muncul di AS dan menyatakan telah diculik dan berada dalam tekanan psikologi berat untuk mengungkap informasi sensitif oleh Badan Intelijen AS (CIA).
"Mereka membawa saya ke satu rumah yang saya tidak tahu nama tempatnya. Mereka menyuntikkan saya obat bius," kata Amiri dalam satu rekaman video saat muncul di AS pada Juni 2010.
Dalam video rekaman lainnya, ahli bom nuklir warga Iran ini mengatakan dia telah melarikan diri dari tahanan AS. Dia kembali ke negaranya di Teheran pada 13 Juli 2010 dengan disambut sebagai pahlawan.
Namun, pada Mei 2011, Amiri ditangkap aparat Iran dengan tuduhan mencoba berkhianat. Ia disembunyikan di tempat rahasia.
Pejabat AS mengatakan Amiri telah membelot dan atas keinginan sendiri memberikan informasi mengenai pasukan keamanan.
Seperti dikutip dari ibtimes.com, Amiri kembali ke Iran dan kemudian memberikan informasi tentang pasukan keamanan ke AS.
Saat Amiri pergi ke Iran, menurut pejabat AS, ia meninggalkan uang sedikitnya US$ 5 juta yang ditawarkan CIA sebagai pengganti informasi yang diberikan Amiri mengenai program nuklir Iran. "Dia telah pergi, namun uangnya masih di sini," ujar pejabat AS itu.
BBC | INTERNATIONAL BUSINESS TIMES | MARIA RITA
Sumber : https://dunia.tempo.co/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar